Ashram, Gambaran Persekongkolan Pemuka Agama dan Politisi dalam Pemungutan Suara

Musim Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) bukan saja arena tebar pesona para pasangan calon kepala daerah kepada masyarakat.  Namun, momen ini kerap dimanfaatkan oleh para calon kepala daerah dengan melakukan pendekatan kepada lembaga hingga yayasan yang berafiliasi dengan sektor keagamaan. 

Tak pelak, pada masa ini banyak calon kepala daerah melakukan pendekatan kepada Pondok Pesantren dan sebagainya. 

Ini bukan opini pribadi penulis, melainkan disadur dari berbagai berita yang tersebar di berbagai media massa. Intinya, banyak Pasangan Calon yang meminta restu kepada lembaga keagamaan demi meraup suara karena memiliki banyak massa. Atau bisa juga karena sosok karismatik sang pemimpin lembaga tersebut. 

Kaitan premis awal dengan tulisan ini cukup erat. Lantaran apa yang ditampilkan dalam serial India berjudul Ashram ini menyinggung apa yang baru saja penulis singgung di atas. 

Ashram yang dibintangi oleh Bobby Deol merupakan serial yang ditangani langsung sutradara ternama Prakash Jha yang terkenal dengan film bertema politiknya. 

Sebelum menyutradari Ashram, Prakash Jha tenar dengan beberapa karyanya seperti Rajneeti, Chakravyuh, Aaraksan dan Satyagraha. Kebetulan, penulis sudah menonton empat film yang disebut dan hampir keseluruhan bertema politik. 

Judul terakhir Satyagraha menurut penulis sangat kontroversial dan erat kaitannya dengan tema politik. Isu yang diangkat Prakash Jha sebenarnya sederhana yakni pendidikan. Namun, dengan ketelitian dan detil yang luar biasa, Prakash Jha berhasil memberikan pesan bahwa intrik politik bisa merusak cita pendidikan di sebuah negara. 

Usai Satyagraha, saya cenderung lama tak melihat karya Prakash Jha. Lalu muncullah serial Ashram yang sangat menarik perhatian. Saat mendengar serial ini disutradarai Prakash Jha, tak perlu berpikir lama saya langsung meniatkan diri menontonnya hingga akhir. 

Prediksi saya benar, serial berbahasa hindi itu benar-benar mengandung unsur politik yang kental meski sasaran tembaknya adalah orang yang memanfaatkan sentimen agama untuk kepentingannya. 

Lebih tepatnya saya tidak bicara agama, melainkan sebuah sekte dengan pengikut yang banyak dan itu dimanfaatkan pendirinya untuk dekat dengan kalangan politisi hingga mendapatkan proyek besar pemerintah.