Tubuh manusia ada batasnya. Terdapat kadar yang harus dipatuhi agar tubuh mampu bekerja sesuai dengan kondisi alamiahnya. Semua hal yang diluar kadar atau batasan, maka pasti hasilnya tidak baik, meskipun yang diasup itu sesuatu yang baik.Air putih misalnya. Ia adalah komponen penting dalam tubuh dan wajib dikonsumsi tiap hari. Namun, meminumnya secara berlebihan, justru membahayakan bagi tubuh. Bahkan, dari berbagai artikel di laman kesehatan, terlalu banyak mimum air putih bisa mendatangkan berbagai penyakit, termasuk serangan jantung.
Begitu pula pada obat. Ugal-ugalan mengkonsumsinya tanpa resep dan petunjuk ahlinya, justru membuat kita akan meregang nyawa. Aktor handal, pemeran Joker di seri film "The Dark Night", Heath Ledger adalah salah satu contohnya. Ia diketahui meninggal dunia karena overdosis obat-obatan. Bukan obat terlarang dalam konteks narkotika. Melainkan berbagai obat generik dan merek, untuk meredakan rasa sakit yang ia derita.
Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Heath Ledger, diketahui meninggal dunia di apartemennya, pada 2008 lalu. Polisi, menemukan berbagai macam obat-obatan dari obat tidur, obat penenang, penghilang rasa sakit dan berbagai resep dari dokter.
Diduga, Ledger meninggal lantaran keracunan akut akibat kombinasi berbagai obat-obatan tersebut. Apa yang terjadi pada aktor yang membintangi film "Brokeback Mountain" itu lantaran efek kumulatif akibat menenggak obat-obatan secara bersamaan.
Obat-obatan yang dikonsumsi secara berlebihan, kadang juga membuat seseorang ketagihan. Keluarga saya mengalami pengalaman pribadi akan hal ini. Hal itu terjadi sekitar 7 tahun lalu. Malam hari sekitar pukul 23.30 WIB, mendadak almarhum kakek saya menggedor pintu rumah. Maklum saja, jarak rumah saya dan kakek hanya selemparan batu saja. Sangat dekat.
Almarhum kakek saya mengabarkan jika nenek saya kala itu tidak sadarkan diri. Sontak saya yang pada jam itu masih begadang bersama paman saya, lalu bergegas menuju lokasi. Saya melihat, tubuh nenek saya sudah pucat dan tidak ada lagi hembusan nafas. Detak jantungnya juga sudah tidak ada tanda. Beliau, saat saya sudah sampai lokasi, diketahui sudah meninggal dunia.
Padahal, di hari yang sama pada sore hari saya masih berbincang dan bercanda. Bahkan, saya masih direbuskan air panas untuk mandi. Â Almarhum Nenek saya, adalah salah satu contoh orang yang ketagihan akan obat-obatan. Ia selalu mengkonsumsi obat agar bisa tidur. Jika tidak konsumsi obat yang merk-nya tidak saya sebut itu, maka beliau mengaku kesusahan untuk tidur.
Kebiasaan Itu sudah dilakukan oleh beliau, sejak puluhan tahun lamanya. Saat saya mungkin masih dalam rahim ibu saya, atau bahkan sebelum itu. Keluarga besar saya menduga, jika nenek terkena imbas negatif akibat konsumsi obat-obatan tersebut. Salah satu analisa yang diambil adalah itu. Meski ada analisa lain, macam usia dan kehendak Tuhan.
Lain nenek saya, lain pula cerita pria asal Bristol, Inggris, bernama Elliot Rossiter. Saat asik menggelar pertemuan dengan teman-temannya, tiba-tiba alat kelamin Elliot ereksi tanpa sebab. Bahkan hal itu berlangsung selama 36 jam lamanya. Kondisi itu, menyebabkan Elliot susah berjalan dan tidak nyaman.
Hasil analisa dokter dari Mayo Clinic, sebagaimana dikutip dari Detik, Elliot didiagnosa mengalami kondisi Priapism atau ereksi penis berkepanjangan. Penyebabnya bukan syahwat atau hasrat seksual, melainkan karena konsumsi obat-obatan yang terlalu ugal-ugalan.
Bahkan, lebih miris lagi ketika mendengar berita seorang pria yang tewas di ranjang usai bercinta dengan kekasihnya. Setelah dilakukan penyelidikan, kematiannya disebabkan oleh konsumsi obat kuat yang memicu efek samping ke jantung. Berita semacam itu sudah banyak dikabarkan, baik oleh media asing maupun media lokal.