Mohon tunggu...
Muchammad Soffa
Muchammad Soffa Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

SMAN 1 PRAMBON NGANJUK

Selanjutnya

Tutup

Segar

Ta'jil Masih Ada

25 April 2020   06:13 Diperbarui: 25 April 2020   06:32 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemberlakuan Sosial Berskala Besar sudah diberlakukan terutama di kota-kota besar. Dampak terasa oleh masyarakat didalamnya tidak bisa kemana. Ingin belanja waktu dibatasi antara jam sekian sampai jam sekian. Hidup seolah seperti burung merpati dalam sangkar. Bisa terbang, makan hanya diarea itu saja.

Burung merpati itu mungkin tertawa apa yang dulu  dirasakan sekarang tuannya ikut merasakan Terbang kemana mana tidak bisa yang ada jeruji melingkar dalam sangkar. Betapa hidup membosankan bagi sebagian burung terbiasa terbang lepas. Anehnya pada saat seperti ini burung dilepas masih berputar ingin kembali dalam sangkar. Kebiasaan makan minum siap saji setiap hari melekat pada nulari burung tersebut.

Kebiasaan seperti itu terjadi pada diri manusia sebagian besar. Pada saat zona zaman diganggu atau diusik oleh orang lain maka dia akan mempertahankan diri. Berjuang bahkan mengumpulkan rekan rekannya mempertahankan  posisi sekarang ini. Kebiasaan mengajar menggunakan tradisional dirasa cukup ngapin memakai teknologi segala. Keadaan seperti itu berlanjut dan berlangsung lama. Pemerintah sendiri kesulitan mengubah gaya belajar guru.

Tiba pada masanya segalanya berubah tanpa harus dipaksa mereka merubah diri sendiri. Keadaan membuat mereka mau tidak mau harus menyesuaikan situasi dan kondisi kalau tetap ingin jadi guru. Semua pengajaran berbasis teknologi pelan pelan mereka pelajari walau hanya sebatas watsapp. Pelaporan setiap hari apa yang mereka kerjakan dilaporkan menggunakan teknologi. Dari sinilah kita baru merasakan sesuatu yang baru pada dunia pendidikan.

Demikian juga para pedang bulan suci Ramadhan merupakan berkah tersendiri bagi mereka. Penjual dagangan siap saji bertebaran di sepanjang jalan. Mereka menjual dagangannya mulai jam 15.00 WIB sampai selesai. Menjual dagangan Ta'jil di musim bulan suci Ramadhan merupakan tradisi sepanjang tahun.

Ta'jil hanya ada pada bulan suci Ramadhan diberikan kepadanya orang berbuka puasa. Kata Ta'jil berkembang dari hanya diberikan pada saat berbuka diberikan juga pada orang orang sedang membaca kitab suci di bulan Ramadhan oleh orang mampu. Warga di sekitar masjid atau musholla di data oleh ta'mair masjid kemudian di buatkan jadwal selama bulan suci Ramadhan

Dalam beberapa tahun sekarang ini berkembang menjadi dijual beli. Dengan label "Ta'jil" harga sekian ribu rupiah. Sebelum terjadi virus corona disepanjang jalan biasanya ada relawan membagi bagikan Ta'jil secara gratis saat menjelang berbuka.

Pembatasan hanya daerah zona merah sedangkan daerah lain tidak diberlakukan menjadikan orang berfikir dua kali lipat. Satu sisi kita harus menghargai penjual sisi lain kita harus menjaga agar virus corona tidak menyebar.

Apa yang harus kita lakukan dalm kondisi seperti ini

1. Tetap menjaga kebersihan

2. Gunakan masker jika keluar rumah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun