Mohon tunggu...
Muchamad Iqbal Arief
Muchamad Iqbal Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Independent Content Writer

Halo, saya Iqbal Arief. Sebagai penulis aktif di Kompasiana, saya senang berbagi wawasan dan informasi menarik dengan para pembaca. Minat saya cukup luas, meliputi berbagai topik penting seperti marketing, finansial, prinsip hidup, dan bisnis. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat memberikan perspektif baru dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda. Mari bergabung dalam perjalanan intelektual saya di Kompasiana, di mana kita bisa bersama-sama menemukan inspirasi dan wawasan baru dalam berbagai aspek kehidupan dan karier. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Puncak Kian Sesak: Overtourism, Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?

18 September 2024   08:08 Diperbarui: 18 September 2024   08:13 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA)

 Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan Puncak, Bogor, destinasi favorit untuk berlibur bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Setiap libur panjang, kawasan ini selalu dipadati wisatawan yang mencari udara segar dan pemandangan alam yang menenangkan. Namun, fenomena yang semakin sering terjadi belakangan ini adalah overtourism. Overtourism merupakan kondisi ketika jumlah wisatawan yang datang ke suatu tempat melebihi kapasitas yang bisa ditampung, dan Puncak adalah salah satu contohnya.

Apa sebenarnya yang terjadi di Puncak? Kenapa kawasan ini selalu macet parah saat liburan panjang? Dan bagaimana kita sebagai wisatawan bisa berkontribusi untuk mengurangi dampak buruk dari overtourism?

Libur Panjang dan Macet Ekstrem di Puncak

Liburan di Puncak seringkali berubah menjadi mimpi buruk karena kemacetan yang ekstrem. Pada musim liburan panjang seperti Lebaran, Natal, atau akhir tahun, jalan menuju Puncak bisa menjadi lautan kendaraan. Beberapa laporan bahkan menyebutkan kemacetan bisa berlangsung hingga lebih dari 12 jam! Lalu, apa yang sebenarnya menjadi penyebabnya?

Menurut laporan dari Kompas.com , salah satu faktor utama kemacetan di Puncak adalah lonjakan jumlah kendaraan pribadi. Kebanyakan orang lebih memilih membawa kendaraan sendiri untuk kenyamanan dan fleksibilitas, meskipun tahu bahwa jalanan menuju Puncak sudah tidak lagi memadai untuk menampung ribuan kendaraan yang datang serentak. Ditambah lagi, okupansi hotel di kawasan Puncak yang mencapai 100 persen saat musim liburan , semakin menambah kepadatan wilayah ini.

Jumlah wisatawan yang sangat banyak ini pada akhirnya memicu overtourism—situasi di mana infrastruktur tidak mampu lagi menampung jumlah wisatawan yang membludak.

Dampak Overtourism di Puncak

Overtourism tidak hanya menciptakan kemacetan parah, tetapi juga memiliki dampak yang jauh lebih luas. Dari masalah lingkungan, penurunan kualitas pengalaman wisata, hingga masalah sosial yang muncul, berikut adalah beberapa dampak overtourism di Puncak:

  1. Kerusakan Lingkungan

    Banyaknya wisatawan yang datang secara bersamaan membuat kawasan Puncak tidak lagi mampu menjaga ekosistemnya dengan baik. Sampah berserakan di tempat-tempat wisata, vegetasi alami yang terganggu, hingga polusi udara akibat kendaraan yang terus-menerus terjebak macet adalah beberapa contoh nyata kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh overtourism.

  2. Penurunan Kualitas Wisata

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
    Lihat Travel Story Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun