Film "Pusaka" disutradarai oleh Rizal Mantovani yang sebelumnya sukses dengan "Kereta Berdarah" dan ditulis oleh Husein M. Atmodjo alias Monji. Dibintangi oleh Susan Sameh, Shareefa Daanish, Ajil Ditto, dan deretan aktor kenamaan lainnya, film ini mencoba menghidupkan kembali kisah keris Empu Gandring yang penuh kutukan. Bayangkan, kutukan untuk 7 keturunan Ken Arok dalam satu film horor? Seru banget, kan?
Plot yang Ringkas dan Menegangkan
Cerita dimulai dengan Nina (Shareefa Daanish) dan timnya yang ditugaskan memugar sebuah villa besar milik Risang Wisangko (Slamet Rahardjo). Villa itu penuh koleksi benda antik yang harus diubah jadi museum, sesuai permintaan terakhir Risang kepada anak-anaknya, Randi (Bukie B. Mansyur) dan Bian (Shofia Shireen). Tapi, semua berubah jadi chaos saat tanpa sengaja mereka melepas kutukan dari keris pusaka.
Horor Mencekam dengan Sentuhan Drama
Nuansa horor yang ditawarkan "Pusaka" gak main-main. Gak cuma andalkan jumpscare, tapi juga penampakan menyeramkan dan adegan kejar-kejaran yang bikin kita tegang sepanjang film. Wujud Sandra yang dirasuki kutukan keris benar-benar sukses bikin bulu kuduk merinding. Plus, adegan gore yang cukup dominan bikin film ini jadi lebih intense. Jadi, pastikan kamu siap mental ya, guys.
Pengurangan Adegan Gore untuk Penonton Umum
Dalam versi untuk usia 21 tahun ke atas yang penulis tonton, adegan gore diperlihatkan secara gamblang. Tapi, MVP Pictures bilang saat dirilis di bioskop untuk umum, bakal ada versi 17 tahun ke atas yang adegan gore-nya mungkin dikurangi. Meski begitu, tetap siapkan diri kamu untuk beberapa adegan yang mungkin bikin gak nyaman.
Bumbu Romansa dan Sejarah
Film ini gak cuma jualan horor. Ada bumbu drama romansa antara Hanna dan David yang walaupun dipertemukan di saat yang tidak tepat, tetap menambah dinamika cerita. Selain itu, ada juga dialog yang mengulas sedikit sejarah keris, Raja Samarotsaha, dan perang Kerajaan Janggala serta Kadiri, menambah depth cerita.
Secara keseluruhan, "Pusaka" menawarkan cerita horor klasik dengan eksekusi modern yang cukup memuaskan. Dengan sentuhan drama dan sejarah, film ini mencoba menghadirkan sesuatu yang lebih dari sekadar horor biasa. Namun, apakah film ini layak ditonton atau tidak, tetap kembali kepada selera masing-masing.