Pada tanggal 23 November 2024, warga Kampung Wisata Notoyudan mengikuti pelatihan bertema "Menggali Potensi Kampung Wisata Notoyudan untuk Menyajikan Pengalaman Wisata yang Tak Terlupakan" yang bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata lokal di Kampung Notoyudan. Pelatihan ini dihadiri oleh 21 peserta dan berlangsung di Kampung Notoyudan dengan semangat untuk menjadikan kampung ini sebagai destinasi wisata yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Pelatihan ini diselenggarakan dengan dukungan penuh dari tim pengabdian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang beranggotakan (1) Evi Puspitasari, S.Pd., M.Hum.; (2) Sri Rejeki Murtiningsih, S.Pd., M.Ed., Ph.D.; (3) Wahono; (4) Muchamad Ikhsan Reyfaldy; (5) Dimas Krisna Wijaya Kusuma; (6) Bara Adi Prasetya; (7) Teguh Ariebowo M.Hum., tim Travelxism, dan Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD) Yogyakarta, yang berkolaborasi untuk memberikan materi dan panduan kepada warga. Kegiatan ini mencakup berbagai topik menarik, seperti pemahaman tentang pariwisata, dampaknya, dan pengelolaan kampung wisata. Para peserta diberi panduan untuk memetakan potensi alam, tradisi budaya, dan produk lokal melalui pendekatan "Something to See, Something to Do, Something to Buy." Setiap kelompok warga mengidentifikasi potensi berdasarkan kategori tersebut dan mencocokkannya ke dalam tabel pemetaan selama sesi interaktif.
Dalam pelatihan ini, dijelaskan bahwa pariwisata tidak hanya berdampak positif seperti meningkatkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan melestarikan budaya, tetapi juga membawa tantangan, seperti pengelolaan lingkungan dan potensi degradasi sosial. Oleh karena itu, konsep wisata berkelanjutan menjadi inti utama pengembangan kampung wisata.
Aktivitas dan pelatihan untuk warga mencakup:
1. Survei dan Evaluasi Aset Lokal
Peserta belajar mengevaluasi potensi alam, budaya, dan produk lokal unik yang menjadi unique selling point kampung mereka.
2. Strategi Pengembangan Wisata Berkelanjutan
Warga diberi panduan untuk merencanakan pengelolaan wisata yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal.
3. Pemetaan Potensi Desa