Wonogiri (26/1) Mahasiswa Peternakan KKN Undip Tim 1 2022/2023 melakukan edukasi terkait penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) "Penyebab, Gejala dan Cara Pencegahannya" di Desa Sambiroto, Kabupaten Wonogiri. Hampir seluruh masyarakat desa sambiroto memiliki ternak ruminansia seperti sapi dan kambing sebagai sambilan.Â
Kurangnya pengetahuan akan kebersihan kandang yang merupakan salah satu aspek terpenting untuk pemeliharaan ternak menjadi hal yang krusial karena penyakit akan mudah masuk. Selain itu keadaan kandang yang tidak bersih akan mengganggu aspek keestetikan suatu kandang. Penyakit yang mudah menyerang ke ternak ruminansia khususnya sapi antara lain antrax, sapi gila, PMK dan LSD.Â
Lumpy skin disease atau penyakit kulit berbenjol merupakan salah satu penyakit viral atau penyakit yang disebabkan oleh virus lebih tepatnya virus genus Capripox dan famili Poxviridae. LSD pertama kali ditemukan di Zambia pada tahun 1929 lalu tersebar ke negara timur tengah sampai pada tahun 1989. Penyakit ini mampu menulari sesama ternak  namun tidak menular ke manusia. Penularan penyakit ini berawal dari agen pembawa seperti lalat, nyamuk dan caplak.Â
Anak sapi atau pedet dapat tertular melalui air susu sang induk. Ternak yang sudah tertular penyakit ini memiliki beberapa karakteristik seperti muncul nodul di permukaan kulit, turunnya nafsu makan, fertilitas yang jelek dll. Dampak yang ditimbulkan dari penyakit ini salah satunya adalah dampak ekonomi, tentu ternak yang sudah tertular penyakit LSD akan mengalami penurunan produktivitas sehingga harga jual juga ikut turun.Â
Risiko dari LSD ini dapat diperkecil dengan melakukan beberapa metode pengendalian apabila ada wabah LSD seperti selalu melakukan karantina terhadap ternak yang baru saja dibeli, menghindari penggunaan ladang penggembalaan secara bersamaan, mengaplikasikan aspek biosecurity, desinfeksi peralatan kandang.Â
Namun jika sudah terjangkit LSD maka dapat melakukan disposal sanitari atau memusnahkan hewan-hewan dan produk yang terkontaminasi serta dekontaminasi peralatan kandang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H