Mohon tunggu...
Muchamad Arif
Muchamad Arif Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hidup di bumi pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Film Animasi Jepang terhadap Tingkah Laku Remaja di Indonesia

10 Juni 2022   13:16 Diperbarui: 10 Juni 2022   13:20 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemahaman yang mendasar dari orang tua mempengaruhi tingkat orang tua dalam mengenalkan dan mengontrol film animasi yang mendidik bagi anak-anaknya. Remaja atau anak-anak pada umumnya selalu meniru apa yang mereka lihat, tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tesebut akan mengikuti tayangan film animasi yang dia tonton. 

Apabila yang dia lihat merupakan acara yang eduatif, maka akan bisa memberikan dampak positif. Tetapi jika yang dia lihat hal yang tidak memiliki arti, bahkan yang mengandung unsur-unsur negatif yang dikemas secara menarik atau penyimpangan bahkan sampai kepada kekerasan, maka hal ini akan memberikan dampak yang negatif pula, terhadap prilaku anak yang menonton tayangan film animasi tersebut. 

Mengingat sebagian besar tayangan film animasi bersifat antisosial, yang mencakup berkata kasar, mencelakakan, berkelahi dan pengejekan. Namun disisi lain ada pula yang mencakup kehangatan, kesopanan, empati, dan nasihat(Wuripranaasiswi, 2015). Seperti yang terdapat dalam website yayasan pengembangan media anak (YPMA) tayangan film yang boleh dipertontonkan harus memenuhi kritetia berikut : 1. Aman Kategori tayangan yang tidak hanya menghibur bagi anak tapi juga memberikan manfaat lebih, seperti pendidikan, motivasi, mengembangkan sikap percaya diri dan penanaman nilainilai positif dalam kehidupan (persahabatan, penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain, kejujuran). 2. Hati-hati Tayangan yang relatif seimbang antara muatan positif dan negatif. 3. Berbahaya Tayangan yang banyak mengandung jauh lebih banyak mengandung muatan negatif daripada muatan positif. Jadi film animasi atau kartun boleh saja di tonton oleh kalangan remaja atau masyarakat umum akan tetapi harus bisa memilih mana yang baik di tiru dan yang tidak baik. 

Dari anime sendiri dapat menumbuhkan sifat kreatifitas orang tersebut dengan menggambar atau membuat cosplay (Costum Player) karakter yang ada di anime tersebut sehingga bisa juga di manfaatkan untuk bisnis, seperti toko baju dan lainnya.

Daftar Pustaka 

Fajriati, F. (2008). kasus naruto. Blogspot. https://kotz-kasusnaruto.blogspot.com/ Wuripranaasiswi. (2015). 

Budaya Jepang masuk ke Indonesia. Blogspot. https://wuripranaasiwi.blogspot.com/2015/11/masuknya-budaya-jepang-diindonesia_24.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun