Hari-hari ini, fogging marak dilakukan. Di gang-gang, rumah-rumah, sekolah-sekolah, dan beberapa tempat berpenghuni lainnya. Musim hujan yang basah membuat nyamuk bertelur dengan mudah. Lalu menjadi dewasa dan menjadi pemangsa darah kita. Tak hanya itu, penyakitpun di sebarkan oleh makhluk kecil ini. Yang bahkan setetes darah kita terlalu penuh diperutnya. Paling terkenal mungkin kawanan Aedes Aegypti yang menularkan demam berdarah dengue. Juara dua mungkin chikungunya. Atau malaria.
Alkisah, di wilayah bernama Babilonia (sekarang Irak), terdapat seorang raja yang sangat otoriter mati karena seekor nyamuk. Namrud namanya, atau Nimrod. Ia diperkirakan hidup tahun 2275-1943 atau kurang lebih 332 tahun lamanya. Beberapa kabar menyatakan bahkan ia hidup lebih dari 400 tahun. Umur yang agak mustahil untuk kita generasi hari ini. Ia terkenal sepanjang masa karena kisah Ibrahim as. yang dibakarnya dengan Api. Namun gagal karena mu'jizat Ilahi. Kisah yang terabadikan di kitab suci.
Tentang nyamuk yang membuatnya mati, konon hewan kecil ini menyusup ke dalam hidungnya. Bersarang ratusan tahun lamanya. Membuatnya tersiksa sampai sering menampar kepalanya sendiri dengan sandal berulang kali. Hingga membekas luka dimuka. Namun tak terasa. Karena gangguan nyamuk dalam kepalanya, lebih pedih rasanya dari amukan sandal yang bertubi-tubi.
Beberapa orang meragukan kisah ini, menganggap bahwa jika nyamuk masuk hidung, pasti akan mati dengan sendirinya. Atau tertahan dahulu oleh bulu-bulu pada awal masuknya. Atau juga akan terhempas keluar oleh nafas kita. Kitapun tidak tahu, apakah kisah ini benar nyata atau hanya karangan belaka.
Versi ceritanya pun tak terhitung jumlahnya. Â Jika nyata, maka ini adalah tentu kekuasaan Allah yang mudah saja dilakukan Nya. Pun contohnya ada di dunia modern, meskipun durasinya tidak sepanjang yang di Babilonia.
Berita nyamuk bersarang dihidung sempat menjadi pembicaraan pada sepetember tahun 2018 lalu. Peristiwa ini terjadi pada seorang laki-laki Taiwan. Yang merasa, ada suara dengung di hidungnya. Juga rasa gatal yang tak tertahankan. Nyamuk tersebut berhasil bertahan dua hari, sampai kemudian dievakuasi. Bahkan, untuk meyakinkan semua orang, Dr. Thuoc yang menangani kasus ini, merekam dengan jelas nyamuk tersebut dengan kamera kecil yang dimasukkan ke lubang hidung pria tersebut.
Tampaknya, nyamuk tersebut terjebak, lendir di lubang hidung menghambatnya keluar untuk menghirup udara bebas. Nyamuk sial itu akhirnya selamat. Pun pria berhidung itu. Beruntung, dua hari sudah bisa ditemukan. Tidak seperti namrud yang harus tersiksa hingga ratusan tahun.
Pada akhirnya, Namrud memang tak tahan lagi. Gangguan itu sudah menjadi-jadi. Pukulan alas kakinya sudah tak bisa mengobati luka dan nyeri. Maka, ia dengan panik dan emosinya, memaksa anak buahnya memukul kepalanya dengan sebilah pedang tajam.
Shahdan, Raja perkasa tersebut mati terkapar. Kepalanya terbelah, ia tak selamat. Sang nyamuk, ajaibnya, terbebas namun dengan luka berat. Sebelah sayapnya patah. Ia protes pada Tuhan, lalu ditawari. Ku kasih kau dunia dan seisinya sebagai ganti dari satu sayapmu.
Sang nyamuk menolak, ia tak tertarik. Ia hanya mau, sayapnya kembali. Ini mengingatkan pada kisah raja terjebak di gurun pasir, ditanya apa yang kau minta? air saja jawabnya. Dan aku rela menggantinya dengan semua kerajaanku. Hidup ternyata tidak serumit tampaknya.
Oiya. Kadang berfikir, apa fogging hidung juga akan dilakukan oleh Namrud jika alat tersebut telah ditemukan saat itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H