Mohon tunggu...
Uncle Yop
Uncle Yop Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

sof.is.me

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ayam Kentaki

29 Juni 2019   13:34 Diperbarui: 23 Januari 2022   14:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tidak banyak pengetahuan saya tentang dunia per-ayam-an, setahu saya dan yang selalu menjadi pertanyaan saya ketika melihat ayam adalah, kenapa ayam itu enak? Hampir semua orang suka ayam, ayam adalah karunia Allah (yang tampak) sederhana yang menunjukkan Rahmat-Nya yang Agung. Mudah dipelihara, gampang diternak, tidak susah dimasak dan enak. 

Coba saja kita bayangkan, jika saja sosok  ayam sebagai makanan harian itu diganti Kudanil, betapa susah payahnya kita mengaksesnya. Harus ke sungai nil dan bobotnya agak berat. Maka, ketika di Solo kemarin ada acara bagi-bagi ayam gratis, puluhan ribu ayam ludes dalam beberapa jam saja. Sekali lagi, karena ayam itu enak.

Ayam murah adalah rezeki konsumen, ya sekali-kali yang untung konsumennya, inshaa Allah jadi berkah bagi peternaknya. Cerita seorang nenek yang beli ayam ditukang sayur langganan istri saya mungkin bisa jadi contoh. Nenek tersebut beli ayam dengan alasan karena harga ayam sedang murah, katanya, "kapan lagi bisa makan yang asin-asin begini?". Mungkin ada banyak kalangan masyarakat yang selama ini tidak mampu beli ayam, gara-gara kondisi ini, mereka bisa makan ayam goreng enak seperti ipin dan upin. Meskipun realitanya, ketika sampai ditangan konsumen, harganya hanya berkurang dua-tiga ribu dari sebelumnya. Gap terbesar justru ada di tangan pedagang, maka banyak peternak yang mengeluh karena harga di mereka terlalu murah. Kalau fenomena ini disengaja oleh beberapa fihak, santai saja, gak bakalan berkah.

Di dunia internasional Ayam merupakan komoditi hewan ternak terbesar secara jumlah. pada tahun 2010 saja, total ayam mencapai 19 milyar ekor. Lebih dari setengah jumlah total seluruh hewan ternak. Juga hampir tiga kali lipat dari total populasi manusia. Maka tak heran jika industri ayam goreng ala Amerika menjamur dan digemari diseluruh pelosok dunia. 

Hanya dengan ayam, Amerika bisa menancapkan budayanya di hampir semua negara di dunia. Bahkan hingga di beberapa sudut pedesaan terlihat jelas pengaruh tersebut. Gara-gara ayam goreng Amerika, banyak pedagang kaki lima menjual ayam goreng serupa. Ayam goreng tepung hasil ijtihad ramuan pribadi itupun mereka sebut ayam goreng kentaki. 

Tak hanya itu, dalam dunia medis, ayam pernah menjadi trending topik sekitar tahun 2007an. Kala itu, dimana-mana banyak ayam dikubur hidup-hidup untuk mencegah dari penularan virus H5N1. Terkenal dengan nama flu burung, virus ini selain menyerang unggas seperti burung, itik, ayam dan sejenisnya juga menyerang manusia. Namun menariknya, Saat itu, berita tentang burung, itik dan entok yang terserang flu burung ini hampir tidak ada. 

Sejauh pengamatan saya, tak ada satupun media kala itu yang berbicara tentang penguburan masal burung atau itik, semua fokus pada ayam. Dan ayam.

Ini membuat saya sekali lagi bertanya, kenapa ayam itu enak?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun