1 Kadar NutrisiÂ
Diet ayam petelur harus mampu mendorong ayam menghasilkan telur yang berkualitas dengan mempertimbangkan kesehatan dan kecukupan nutrisi. Kebutuhan nutrisi pakan ayam ras petelur berdasarkan umur harus disesuaikan dengan standar yang dianjurkan dan menyesuaikan dengan strain. Konsumsi pakan adalah sejumlah pakan dalam satu hari yang diberikan pada ayam, total perhitungannya  adalah pakan yang diberikan dikurang pakan sisa
Ransum adalah pakan ternak yang telah dicampur disusun sesuai standar nutrisi untuk mencukupi kebutuhan gizi ternak. Ransum menjadi salah satu fokus utama dalam memelihara ayam petelur. Ransum untuk ayam petelur yang standar pada umumnya tersusun atas campuran bahan dari hewani dan nabati. Kualitas ransum yang kurang baik, ketidak seimbangan nutrisi, serta ransum yang mengandung zat beracun dapat menjadi penyebab utama turunnya kualitas produksi telur. Ransum ayam petelur periode layer harus memenuhi standar kebutuhan kadar air 14 %, protein kasar 15-18 %, lemak kasar 2,5-7 %, kalsium 3,25-4 %, fosfor 0,6-0,9 %, lisin 0,78 %, metionin 0,38 % dan aflatoksin 60 ppb (Anggorodi, 1995). Energi metabolisme yang dibutuhkan ayam petelur periode layer sekitar 2.750 - 2.800 kkal/kg (Yuwanta, 2004).Â
2 Pemberian pakan gandum utuh
Pakan gandum utuh memiliki beberapa keuntungan yang berpotensi untuk meningkatkan kualitas telur. Biji-bijian seperti gandum, barley, oat dapat diberikan secara terpisah dalam sistem pemberian makanan selektif. (Rose et al., 1995). Konsumsi gandum utuh dapat membuat partikel dari gizzard lebih halus. Pencernaan enzimatik di gizzard atau ampela mampu menggiling partikel yang lebih besar seperti biji-bijian dengan baik.Â
3 Protein
Protein adalah komponen kompleks yang dibutuhkan unggas dalam kuantitas masif. Kebutuhan protein pada setiap ayam selalu berbeda-beda sesuai dengan umur, Â tingkat pertumbuhan, dan produksi. Ayam yang sedang dalam fase layer perlu diberikan protein yang lebih tinggi dari unggas fase grower, karena protein sangat dibutuhkan untuk pembentukan telur. Semakin tinggi jumlah produksi telur maka semakin tinggi juga kebutuhan asupan protein pada ayam petelur (Suprijatna et al., 2005).
3.1 Asam amino
Asam amino adalah bagian terkecil dari struktur protein yang sudah dipecah melalui metabolisme. Asam amino terbagi menjadi dua, yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino esensial adalah valin, leusin, lisin, isoleusin, triptofan, treonin, metionin, fenilalanin, histidin, dan arginin. Sedangkan asam amino non esensial adalah glisin, serin, alanin, tirosin, sistein, prolin, sistein, hidroksiprolin, asam glutamat, asam aspartat. Ketidakseimbangan asam amino, biasanya menyebabkan reduksi dalam intake pada ayam petelur (D'Mello, 1994). Diet metionin yang seimbang pada ayam petelur adalah 65% (Hughes, 1979), kemudian ayam yang diberikan sekitar 60% metionin dari total asupan dalam bentuk diet menghasilkan produksi telur sedikit lebih rendah daripada ayam yang diberi diet dengan metionin yang cukup (Perry, 2004)
Ukuran dan jumlah produksi telur dipengaruhi oleh konsentrasi asam amino dalam pakan (Perry, 2004). Bahkan jika asam amino sangat terbatas, ada kemungkinan kecil berat telur akan turun di bawah 90% (Morris dan Gous, 1988). Ukuran telur berpotensi dapat dikontrol dengan formulasi yang tepat pada asam amino (biasanya metionin dan sistin, lisin atau triptofan). Ketepatan dapat diperkuat dengan umpan balik data yang cepat tentang asupan makanan, produksi, dan ukuran telur. Survei Al-Saffar dan Rose (2002) menyatakan bahwa konsentrasi asam amino lebih baik digambarkan sebagai proporsi protein makanan daripada sebagai proporsi seluruh makanan.
4. Energi