Mohon tunggu...
Mubarok
Mubarok Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer, Mahasiswa Juga

LAHIR DAN BESAR DARI KELUARGA SEDERHANA, MENCOBA MENJADI MANUSIA YANG BERMANFAAT

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Satu Sikat Gigi untuk Satu Keluarga

15 Desember 2014   18:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:16 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Teringat pengalaman tahun 2005 lalu ketika saya KKN di Desa Pandanharum, Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Lazimnya kegiatan KKN ketika itu, yang banyak dilakukan adalah program pengecatan, papanisasi (membuat papan petunjak arah dan tempat) dan mencari bantuan dana untuk program fisik. Tim kami ketika itu memutuskan untuk membuat program yang berbeda, mulai dari pendidikan, kewirausahaan, kesehatan, dan keagamaan. Kegiatan pendidikan diantaranya bimbingan belajar, membantu mengajar di sekolah dasar, dan memberikan pendidikan ketrampilan sesuai dengan basis keilmuan masing-maasing perserta KKN. Ada teman saya yang berasal dari jurusan teknik Arsitektur, memberikan peajaran menggambar dan membuat sketsa bangunan.

Salah satu program pendidikan dan kesehatan yang dilakukan bersamaan adalah program menggosok gigi dengan benar, setiap pagi dan malam. Sasaran dari kegiatan ini adalah siswa-siswa sekolah dasar di Desa Pandanharum. Ketika mengawali program ini kami berasumsi bahwa program sederhana ini akan berjalan dengan lancar, mengingat menyikat gigi sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Ketika kami datang ke beberapa sekolah dasar ternyata asumsi kami ketika itu salah. Menjalankan program edukasi menyikat gigi dengan benar bukanlah perkara mudah, apalagi bagi anak-anak sekolah dasar.

Beberapa kendala yang dihadapi ketika itu diantaranya:

1. Mereka tidak dibiasakan untuk menyikat gigi di rumah. Orang tua tidak memberikan perhatian yang cukup bagi anak-anaknya. Bahkan menurut pengakuan beberapa anak, orang tua merekapun tidak rutin menggosok gigi.

2. Fakta yang juga tidak bisa diabaikan adalah ternyata sebagian besar masih menggunakan 1 sikat gigi untuk 1 keluarga. Sehingga ketika kami meminta para siswa untuk membawa sikat gigi masing-masing untuk pelatikan menggosok gigi di sekolah sebagian justru tidak membawa. Ketika ditanya jawaban mereka sama yaitu sikat gigi di rumah cuma 1. Kondisinya pun sudah jelek sehingga mereka tidak mau membawa ke sekolah.

Berdasarkan dua kondisi tersebut, maka kami memutuskan untuk melakukan pendekatan ke orang tua wali murid dan menyediakan paket sikat gigi dan pasta gigi sekaligus untuk pelatihan tersebut. Pendekatan kepada orang tua kami lakukan melalui forum posyandu, PKK RT dan rapat RT. DI forum inilah kami melakaukan sosialisasi pentingnya menggosok gigi dengan cara yang benar dan teratur. Untuk pelatihan menggosok gigi dengan benar kami lakukan di sekolah, dan kami sediakan sikat dan pasta gigi. Setelah kami umumkan bahwa kami menyediakan sikat dan pasta gigi, barulah anak-anak antusias mengikuti program tersebut.

Melihat kondisi tersebut, ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik. Pertama, pesoalan menggosok gigi dengan benar dan teratur ternyata bukan persoalan sederhana. Masih banyak yang belum melakukan bahkan masih banyak yang belum menyadari pentingnya menggosok gigi dengan benar dan teratur. Kedua, untuk melakukan kampanye menggosok gigi siang dan malam dengan benar dan teratru masih butuh stimulus agar orang mau mengikuti. Setiap lokasi dan orang stimulusnya tentu berbeda-beda.

Itu kondisi 9 tahun lalu, ketika kami KKN. Saya yakin sudah banyak kemajuan dan perubahan di Desa Pandanharum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun