Mohon tunggu...
Darta Ali Mubaraq
Darta Ali Mubaraq Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Psikologi. Penulis Blog http://nongkrong-darta.blogspot.com. Berbuat Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Menjadi Generasi Khoiru Ummah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Tujuan Manusia Diciptakan?

29 September 2016   09:40 Diperbarui: 29 September 2016   09:47 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : ddayipdokumen.blogpspot.com

Kita melihat manusia bekerja banting tulang siang dan malam. Memeras tenaga berpeluh keringat, demi sebuah penghidupan. Ketika hakikat kehidupan dimaknai sebagai sebuah pertarungan hidup untuk tetap hidup; demi mendapatkan pundi-pundi rupiah, sesuap nasi, dan semangkuk berlian.

Maka apa yang isitimewa dari semua itu, jika dibandingkan dengan model kehidupan sekumpulan binatang-binatang liar dihutan belantara? Seekor burung keluar dari sarang dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaaan kenyang. Bukankah manusia sama? Keluar dari rumah dalam keadaaan tak punya apa-apa dan kembali pulang menjadi punya apa-apa. Manusia yang baik adalah manusia yang mampu mempola kehidupannya menjadi lebih baik dari sekumpulan binatang, ketika ia menyadari “apa tujuan ia diciptakan?”

Ketika seseorang telah mengetahui dan memahami tentang asal-usul dirinya, maka dapat dipastikan orang tersebut telah mengetahui tujuan dari hidupnya. Terlepas dari benar atau salah dari pemahaman sebelumnya. Hal ini dikarenakan orang tersebut telah berhasil memecahkan satu pertanyaan besar yang membuat dirinya sadar, akan eksistensi dirinya didunia ini.

Perlu dipahami juga, bahwa setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang tidak terlepas dari pemahamannya tentang asal-usulnya tersebut. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa pemahamanlah yang membuat seseorang untuk bertingkah laku dan berbuat. Sebagai contoh, orang yang memahami bahwa ia berasal dari materi, maka ia akan bertingkah laku dan berbuat segala sesuatu berdasarkan materi semata. Materi menjadi tolok ukur segala perbuatan, tingkah laku dan cara pandangnya terhadap sesuatu.

Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada orang-orang yang memiliki pemahaman atheis atau komunis. Mengapa hal ini dapat terjadi? Jawabannya adalah karena ia memiliki pemahaman bahwa ia berasal dari meteri. Segala hal akan dilakukan demi tercapainya kepuasan materi, dan ia tidak ingin terikat oelh segala macam aturan yang mengekang keinginannya untuk mendapatkan materi. Justru ia akan membuat aturan-aturan yang menunjang keinginannya tersebut. Dengan kata lain, ia membuat aturan-aturan dan hokum-hukum untuk mendapatkan kepuasan materi dan menjaga agar materi tersebut tidak berkuarang dan tidak ada yang mengambilnya.

Berbeda dengan orang yang memiliki pemahaman islam, ia tentu akan memahami dengan pasti bahwa ia berada didunia ini hanya untuk beribadah kepada-Nya.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran Surat Adz-Dzariyat : 56

Yang artinya :

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi(beribadah) kepada-KU”(QS. 51 : 56)

Dengan begitu, ia akan menjalani kehidupan ini dengan berpedoman kepada apa yang telah ditentukan oleh Allah. Ia tidak akan pernah ingin mengambil sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan-Nya. Ia tidak akan bernai untuk melanggar perintah-Nya sebab ia merupakan mahkluk ciptaan yang tidak berguna tanpa sang Pencipta. Manusia memiliki keterbatasan dalam segala hal, sehingga Allah menurunkan pedoman-Nya untuk mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui.

Akal yang diciptakan oleh Allah pun ternyata bersifat terbatas, ia hanya dapat menjangkau hal-hal yang dapat diinderanya. Akal manusia tidak akan dapat menjangkau hal-hal yang berada diluar jangkauannya, seperti Dzat Allah, duduknya Allah diatas Arsy’. Dengan kata lain, akal tidak dapat menjangkau hal-hal yang sifatnya ghaib dan tidak terindera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun