Mungkin sebagian orang menganggap merokok saat melakukan pendakian gunung merupakan hal tabu dan hal buruk yang seharusnya tidak dilakukan. Namun menurut saya, hal tersebut bukanlah hal yang buruk. Yang buruk itu, merokok sambil mengendarai motor. Apalagi bara apinya sampai mengenai mata orang lain. Itu sih bukan hanya kegiatan merokoknya yang buruk, tapi orangnya juga termasuk orang yang terlaknat.
Jika dihitung-hitung, saya justru lebih banyak menghabiskan rokok saat mendaki gunung dari pada saat santai di rumah dan ngopi di warung. Â Kalau biasanya di rumah saya menghabiskan satu bungkus rokok dalam waktu tiga sampai empat hari, tapi saat di gunung saya dapat menghabiskan satu bungkus rokok dalam waktu dua bahkan satu hari. Hal ini karena menurut saya merokok di gunung memiliki banyak kegunaan di antaranya:
- Meredakan Rasa Capek
Saat mendaki gunung, tentunya pendaki tidak berjalan terus tanpa henti sampai ke puncak. pasti para pendaki akan istirahat di jarak tertentu atau saat mulai kelelahan. Biasanya, mereka akan berhenti di setiap pos untuk kembali mengatur nafas, minum air dan mengumpulkan energi kembali. Nah, di saat istirahat inilah saya mulai mengeluarkan sebatang dua batang rokok lalu menghisapnya.
Merokok saat istirahat di pos pendakian dapat mengembalikan ritme nafas yang tadinya ngos-ngosan kembali menjadi rileks. Selain itu, dengan menghisap rokok secara mendalam dan mengeluarkannya secara perlahan, dapat menenangkan pikiran. Nah, pikiran yang tenang ini lah yang dapat meredakan rasa capek di sekujur badan.
- Menghangatkan Badan dan Mencegah Keluarnya Lendir Dari Hidung
Saya biasanya mendaki gunung dengan cara ngecamp, yakni bermalam sebentar di area camp dan mulai mendaki ke puncak (summit) pada dini hari. Saat bermalam di area camp, hawa dingin tentu sangat menusuk badan. Apalagi bulan-bulan ini hawa dingin sangat terasa lebih ekstrim saat malam hari. Banyak cara dilakukan dalam menghangatkan badan. Ada yang ngopi, bikin susu jahe dan tentunya merokok.
Menghisap rokok saat ngecamp di gunung dapat membantu menghangatkan badan di tengah terjangan hawa dingin gunung. Apalgi ngerokok sambil menyeruput kopi atau susu jahe yang masih hangat, akan sangat sangat membantu menghangatkan tubuh dari dalam. Saat cuaca dingin, hidung kita biasanya akan otomatis mengeluarkan lendir yang cukup banyak. Untuk mengatasinya bisa dengan cara menempelkan koyo pada hidung, bisa juga dengan merokok dan mengeluarkan asapnya lewat hidung.
- Meningkatkan Konsentrasi
Adakalanya saat mendaki gunung, kita berjalan sendirian di tengah hutan. Entah itu karena kita tertinggal rombongan atau kita memang sedang mendaki sendiri (solo hiking). Saat sedang berjalan sendiri, saya terkadang merasa agak takut. Takut nyasar, takut ada hewan buas dan takut hantu. Untuk mengatasi masalah tersebut, saya mengatasinya dengan merokok.
Dengan merokok, saya mampu mendistraksi pikiran dari rasa takut terhadap hal-hal tersebut dan mampu mengembalikan konsentrasi saya. Merokok juga dapat menjadi teman perjalanan saat solo hiking sehingga saya tidak merasa sendirian di tengah hutan.
Itu tadi beberapa manfaat merokok saat mendaki gunung. Namun yang perlu diingat, kita tetap harus beretika saat merokok. Jangan sampai asap rokok kita mengganggu orang lain. Misalnya di jalur yang ramai, kita tidak tahu apakah ada orang yang alergi rokok. Maka jangan merokok di jalur yang ramai. Merokoklah saat jalur sedang sepi.
Lalu, jangan buang puntung rokok sembarangan. Sudah berulang kali terjadi kebakaran yang disebabkan oleh manusia, salah satunya karena membuang puntung rokok sembarangan. Alangkah baiknya, segala sampah termasuk puntung rokok di bawa turun kembali dari gunung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI