Mohon tunggu...
irkifluda
irkifluda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Lepas

Menulis, mendengarkan musik, dan mendaki gunung.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Haus Validasi dan Bahayanya untuk Kesehatan Mental Kita!

10 Mei 2023   21:26 Diperbarui: 11 Mei 2023   00:42 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernah gak sih kamu menjumpai seseorang yang selalu cerita sampai over sharing tentang kehebatan-kehebatan dirinya sendiri sampai harus diakui? Padahal pas kita lihat realitanya, sebenarnya sih biasa aja.

Hmm! Jika pernah, bisa jadi orang tersebut mempunyai sifat haus validasi.

Haus validasi merupakan suatu kondisi di mana seseorang selalu merasa membutuhkan validasi (pengakuan) atau pujian dari orang lain agar bisa mendapatkan kepuasan terhadap diri sendiri.

Orang yang haus validasi biasanya tidak akan merasa puas jika dirinya belum mendapatkan pengakuan dari orang lain.

Ciri seseorang yang haus akan validasi

  • Bergantung kepada pendapat orang lain.
  • Selalu mencari pengakuan.
  • Sensitif terhadap kritik dan mudah tersinggung.
  • Selalu ingin diperhatikan.
  • Merasa tidak puas sebelum ada pengakuan dari orang lain.

Mempunyai sifat haus akan validasi ternyata berbahaya lho bagi kesehatan mental kita. Haus akan validasi yang berlebihan dapat memicu terjadinya cemas dan stress. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang tersebut tidak mendapatkan pengakuan dari orang lain. Selain itu, haus akan validasi juga membuat kita tidak percaya diri. Hal ini dikarenakan seseorang yang haus akan validasi selalu bergantung pada pendapat orang lain.

Nah Guys, setiap manusia pada dasarnya memang selalu membutuhkan pengakuan. Akan tetapi kebutuhan akan pengakuan yang berlebihan juga tidak baik, lho. Hal ini dapat menjerumuskan kita pada sifat haus validasi.

Jika dalam kehidupan sehari-hari kamu menemukan seseorang yang selalu haus akan validasi, dan sering over sharing tentang "kehebatannya" maka berikan saja respon sewajarnya. Respon ini dimaksudkan supaya orang tersebut tidak semakin tenggelam terhadap cerita "fantasinya". Selanjutnya, kamu juga berhak memberikan saran yang membangun tentang apa yang sedang dialaminya. Kemudian, yang paling penting jangan takut untuk berkata jujur tentang realita yang sebenarnya terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun