Mohon tunggu...
Muara Alatas Marbun
Muara Alatas Marbun Mohon Tunggu... Guru - Alumni U Pe' I

Seorang lulusan yang sudah memperoleh pekerjaan dengan cara yang layak, bukan dengan "orang dalem", apalagi dengan "daleman orang"

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Best 11 FIFA World Cup 2022 Fase Grup yang Kedua

30 November 2022   19:59 Diperbarui: 30 November 2022   20:09 1492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marcos Acuna. Sumber gambar: laopinionaustral.com.ar/argentina

Tulisan berikut merupakan opini pribadi dari penulis, bukan rilis resmi dari pihak FIFA maupun pihak Penyelenggara Piala Dunia 2022 di Qatar

Rasa syukur terpancar dari tim-tim yang sudah nyata lolos ke fase selanjutnya, berbeda dengan grup lain yang masih deg-degan dan berharap pada fase ketiga. Kita melihat kejutan dari tim-tim Afrika yang nyata bersaing menghadapi raja-raja sepakbola yang dominan berasal dari "Benua Biru". Kemenangan Maroko atas Belgia menjadi yang paling menyita perhatian pada fase kedua penyisihan grup Piala Dunia 2022 di Qatar.

Sebelumnya, sudah ada tulisan yang serupa namun berdasarkan pada hasil dari fase pertama penyisihan grup, jadi pada tulisan ini bisa saja ada yang tersingkir, bertahan, atau malah terombak ulang karena fase kedua menyajikan kejutan dengan rasa berbeda. Untuk itu kepada pembaca agar tidak diambil hati tapi anggap saja sebagai berbagi opini. Kehadiran mereka pada "Best 11" ini bisa jadi karena memang kualitas baik mereka patut diganjar dengan apresiasi pada tulisan berikut.

Selanjutnya adalah daftar 11 pemain beserta 1 pelatih terbaik pada fase kedua penyisihan grup Piala Dunia 2022:

1. Wojciech Szczsny (Polandia)

Wojciech Szczesny. Sumber gambar: diariodeportes.com.co/futbol-internacional
Wojciech Szczesny. Sumber gambar: diariodeportes.com.co/futbol-internacional

Ketenangan.
Itulah kunci keberhasilan Szczesny menjaga gawang timnas Polandia dari gempuran tim lawan yang baru saja pesta pora merayakan kemenangan atas Argentina seakan itu setara dengan juara Piala Dunia. Jika kalian melihat pertandingannya di babak pertama, Szczesny terlihat cukup tenang dengan melakukan berbagai penyelamatan dan tidak terlalu bereaksi berlebihan. Puncaknya ketika dia berhasil menepis penalti dari Salem Al-Dawsari dengan tenang seakan sudah tahu belokan hasil tendangannya mengarah ke kanan dirinya.

Babak kedua, dia bermain seperti biasanya tanpa berimprovisasi lebih dan menikmati kemenagan 2-0 bersama timnas Polandia.

2. Jordi Alba (Spanyol)

Jordi Alba. Sumber gambar: www.90min.com/posts
Jordi Alba. Sumber gambar: www.90min.com/posts

Berbeda dengan Piala Eropa Tahun 2012, Jordi Alba bukan lagi seorang wonder boy tapi menjadi batu penjuru bagi pertahanan dan kedalaman sisi kiri dari Timnas Spanyol. Bek Kiri Barcelona FC tersebut beraksi dengan disiplin dan merepotkan pemain sisi timnas Jerman. Tidak berhenti sampai di situ, Alba memberikan umpan yang begitu manis didapatkan oleh Alvaro Morata untuk diubah menjadi gol bagi La Furia Roja.

3. Romain Saiss (Maroko)

Romain Saiss. Sumber gambar: James Williamson/GETTY IMAGES
Romain Saiss. Sumber gambar: James Williamson/GETTY IMAGES

Pertahanan tebal Maroko yang mengejutkan khalayak fans sepakbola di seluruh dunia dikomandoi oleh sosok Romain Saiss, bek Maroko yang bermain untuk klub Besiktas. Berbeda dengan kebiasaanya yang bermain di depan kotak pertahanan, Seiss benar-benar berlaga sebagai pengawal kiper Maroko sehingga De Bruyne benar-benar kesulitan mengirimkan umpan jenis apapun pada pemain Belgia yang mencoba membuat gol. Dia berhasil mencatatkan 11 clearence yang menguatkan sang bek sebagai pemain bertahan paling wahid pada pertandingan melawan Belgia.

Romain Saiss pun turut berkontribusi lebih dengan menyumbangkan satu gol pada menit 73 memanfaatkan freekick dari Abdelhamid Sabiti.

4. Josko Gvardiol (Kroasia)

Josko Gvaridol. Sumber gambar: www.football365.com/news
Josko Gvaridol. Sumber gambar: www.football365.com/news

Bek baru milik RB Leipzig ini menorehkan penampilan konsisten di liga Jerman dan membuatnya diboyong untuk bermain di bawah panji bendera Kroasia. Pada pertandingan kontra Kanada, Gvardiol tampil kompak bersama Lovren (pemain senior Kroasia) untuk menahan gempuran dan umpan lambung para pemain Kanada. Gaya permainan yang ditampilkan oleh Gvardiol cukup menarik, terutama dalam sekali aksi duel udara dengan Cyle Larin.

5. Marcos Acuna (Argentina)

Marcos Acuna. Sumber gambar: laopinionaustral.com.ar/argentina
Marcos Acuna. Sumber gambar: laopinionaustral.com.ar/argentina

Marcos Acuna memberikan kualitas pergerakan baik dari sisi lapangan yang tidak akan dilupakan oleh Luiz Chavez dan Nestor Araujo soal menggunakan dirinya demi taktik tim. Acuna seringkali mendapatkan bola namun pergerakannya mengalihkan perhatian pada sisi lapangan sehingga bagian tengah Argentina leluasa menempatkan pemainnya. Berkat aksinya, para pemain Argentina lain bisa mencetak gol yang seluruhnya memaksimalkan pertahanan tengah Meksiko yang kurang waspada.

Bermain penuh 90 menit lebih, Acuna menuntaskan tugasnya sebagai pengalih perhatian yang baik bagi timnya.

6. Roozbeh Chesmi (Iran)

Roozbeh Chesmi. Sumber gambar: www.kurawalmedia.com/olahraga
Roozbeh Chesmi. Sumber gambar: www.kurawalmedia.com/olahraga

Roozbeh Chesmi idealnya adalah pemain belakang yang biasa saja dan begitulah kondisinya ketiga ia bermain untuk Esteghlal FC yang saat ini berada di peringkat 2 Liga Sepakbola Iran. Itulah yang membuatnya menjadi pemain cadangan, namun dimainkan kembali oleh Queiroz sebagai pemain tengah dan terbukti ia bisa memberi kejutan. Pada extra time, para pemain Wales tidak menduga bahwa Chesmi berdiri di luar kotak penalti dan mendapat ruang tembak yang luas dan pada akhirnya ia berhasil mencetak sebuah gol bagi Iran.

Selama pertandingan dari menit 78 hingga selesai, Chesmi berperan sebagai pemberi ruang umpan bagi kawan-kawannya. Alhasil, jelang extra time, para pemain Iran leluasa menghadirkan serangan balik yang begitu cepat.

7. Casemiro (Brazil)

Casemiro. Sumber gambar: www.tribunnewswiki.com/2022
Casemiro. Sumber gambar: www.tribunnewswiki.com/2022

Casemiro merupakan pemain tengah yang sering sekali dipercaya sebagai seorang gelandang bertahan karena karakter garang dan tanpa ampun dalam menutup ruang serang tim Lawan. Pada pertandingan kontra The Nati, tim ini mempercayakan Casemiro sebagai gelandang tengah dan ia tentunya menuntaskan tugas dengan baik. Sebagai tambahan, ia juga berhasil mengunci kemenangan bagus bagi Brasil dengan gol tunggal yang ia ciptakan pada menit ke-83.

8. Bruno Fernandes (Portugal)

Bruno Fernandes. Sumber gambar: gulfnews.com/qatar-world-cup-2022
Bruno Fernandes. Sumber gambar: gulfnews.com/qatar-world-cup-2022

Gelandang Serang milik Manchester United FC tersebut menunjukkan kapabilitasnya sebagai pemain unggulan untuk timnas Portugal kala mereka menang dengan skor 2-0. Dia seringkali memberikan umpan-umpan bagus yang seharusnya bisa menjadi gol bagi yang menerima umpannya, ditambah meski hal itu terjadi cuma di babak kedua. Satu gol dari dia berasal dari direct kick ke arah gawang Uruguay yang 'tanggung' diteruskan oleh Ronaldo --meskipun sebenarnya tidak mengenai bagian tubuh Ronaldo.

Pada waktu tambahan, Bruno Fernandes berhasil menambah satu gol lagi berkat tendangan penalti yang dieksekusi dengan lihai.

9. Lionel Messi (Argentina)

Lionel Messi. Sumber gambar: www.cnnindonesia.com/olahraga
Lionel Messi. Sumber gambar: www.cnnindonesia.com/olahraga

Kebangkitan kepiawaian Messi terjadi pada pertandingan Argentina melawan Meksiko pada lanjutan fase grup Piala Dunia 2022 di Qatar di Lusail Stadium. Messi sejak awal sudah diwaspadai dengan dirinya selalu dikawal sekitar 2 pemain Meksiko, namun rekan senegaranya tahu bahwa itu memberikan lini sayap untuk menyerbu. Satu gol Lionel Messi tercipta dari kelengahan bek Meksiko yang membiarkannya menerima bola dengan tenang dan diteruskan menjadi sebuah gol.

10. Alexandar Mitrovic (Serbia)

Alexandar Mitrovic. Sumber gambar: Visionhaus/GETTY IMAGES
Alexandar Mitrovic. Sumber gambar: Visionhaus/GETTY IMAGES

Alexandar Mitrovic memang aksinya kurang disorot karena pertandingan 'panas' Serbia melawan Kamerun lebih disuguhkan aksi ganti-gantian serangan yang lebih di sorot. Secara statistik, Mitrovic sering melakukan tembakan yang tidak mengarah ke gawang dan tidak pernah melakukan pelanggaran. Satu gol yang ia ciptakan pun berasal dari umpan kecil nan ringan Andrija Zivkovic yang berhasil diteruskan dengan mudah oleh Mitrovic kala kiper dan beknya kelimpungan setelah menghadapi permainan umpan para pemain Serbia.

Meskipun ada yang lebih bagus, namun Mitrovic tetap dilihat sebagai pemain yang bersih dan bisa diajak kerja sama untuk melakukan inovasi serangan.

11. Eric Maxim Choupo-Moting (Kamerun)

Eric Maxim Choupo-Moting. Sumber gambar: www.caribbeannationalweekly.com/sports
Eric Maxim Choupo-Moting. Sumber gambar: www.caribbeannationalweekly.com/sports

Satu frasa yang bisa menggambarkan Choupo-Moting adalah "terlambat panas" kala dia menjadi salah satu aktor yang menyelamatkan Kamerun dari kekalahan. Pada babak kedua, Kamerun tertinggal dengan skor 1-3 dari Serbia lewat gol Mitrovic dan dia sepertinya mulai berbenah dengan segera setelah gol itu. Keasikan menyerang, para bek Serbia justru seperti kurang personil untuk menjaga Aboubakar dan Choupo-Moting sehingga penyerang Bayern Munchen ini berhasil mencetak gol apik dari umpan lurus Vincent Aboubakar kepadanya.

Coach: Graham Arnold (Australia)

Graham Arnold. Sumber gambar: www.socceroos.com.au/video
Graham Arnold. Sumber gambar: www.socceroos.com.au/video

Sang legenda timnas Australia bernama Graham Arnold menunjukkan keberhasilan strateginya dalam meraih kemenangan tipis 1-0 atas Tunisia. Dia menerapkan formasi menyerang dengan pola 4-3-3 dengan jarak antar pemain yang begitu renggang sehingga ada keleluasaan bergerak antar pemain. Ternyata strateginya tidak menyebabkan kerapuhan pertahanan, karena sepertinya pemain Australia sadar bahwa dengan keleluasaan yang diberikan menuntut mereka juga untuk terus bergerak dalam posisi menyerang, bertahan, atau mengalirkan umpan satu sama lain.

Berkat strategi Arnold, kita seakan disuguhkan "kick n' rush" tapi yang melakukannya adalah pemain-pemain The Socceroos sendiri.

Konklusi

Sekali lagi, tentu setuju jika seharusnya ada tempat lebih bagi pemain lain untuk masuk daftar ini atau sekedar substitusi nama karena beberapa pemain memang ada yang lebih baik lagi. Pemilihan pemain ini didasarkan pada dua hal yaitu faktor statistik dan kontribusi yang memberikan hasil mutlak. Piala Dunia 2022 memberikan kejutan yang bisa diciptakan siapa saja termasuk oleh para pemain yang sedari awal kurang disorot media-media populer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun