Mohon tunggu...
Muara Alatas Marbun
Muara Alatas Marbun Mohon Tunggu... Guru - Alumni U Pe' I

Seorang lulusan yang sudah memperoleh pekerjaan dengan cara yang layak, bukan dengan "orang dalem", apalagi dengan "daleman orang"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah-kisah Kecil Pasar Tradisional di Indonesia

18 Maret 2021   18:25 Diperbarui: 18 Maret 2021   19:01 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: @tamarableszynskiofficial/INSTAGRAM

Terdapat beberapa pasar tradisional di Indonesia yang muncul dan berkembang sehingga menghasilkan nilai historis bagi kawasan tempat pasar tersebut berada. 

Hal ini membuktikan bahwa Pasar Baru hadir tidak hanya untuk kegiatan ekonomi semata namun bisa pada sendi-sendi kehidupan manusia lainnya. Kali ini izinkan saya menghadirkan kisah kecil lainnya dari pasar-pasar tradisional di berbagai belahan wilayah Indonesia berikut ini:

1. Pasar Beriman Tomohon dengan Dagangan Ekstrimnya
.
Tomohon tak hanya terkenal dengan nona-nona Pantera (gadis) nya saja, tapi juga terkenal dari dagangan yang dijual di suatu pasar legendaris di Provinsi Sulawesi Utara tersebut. Pasar yang resmi beroperasi pada tanggal 1 April 2001 tersebut bernama "Pasar Beriman Tomohon". Hal yang unik dari pasar Tomohon adalah area los daging yang menjajakan daging-daging ekstrim, seperti keleleawar, tikus, kucing, hingga ular piton.
.
Secara lokal, menjajakan daging hewan tersebut merupakan hal yang lumrah. Terlepas dari agama yang dianut, orang-orang Tomohon sejak dulu mampu mengolah daging dari hewan apapun. Sehingga kehadiran daging-daging 'ekstrim' tersebut di Pasar Beriman meringkan para penduduk untuk mencari hewan untuk diburu dan tinggal membelinya di tempat yang diketahui.
----------------------------------------------------------
Referensi:
Rizal, J.J., dkk. (2013). Menguak Pasar Tradisional Indonesia. Jakarta: Depdikbud

2. Pasar Senen Jakarta; Tertua di Jakarta dan 'Korban' Malari
Pasar Senen adalah pasar tertua di Jakarta yang berlokasi di Jakarta Pusat dan menjadi bagian dari berbagai sejarah di kawasan Jakarta yang pernah terjadi. Penamaan pasar Senen karena pasar ini pada awalnya hanya dibuka pada waktu Senin saja. Pada zaman pergerakan (1900-1942), Pasar Senen selalu menjadi kawasan nongkrong dan berkumpul intelektual muda, dua di antaranya adalah Adam Malik dan Mohammad Hatta.

Pasar Senen diprioritaskan pada masa gubernur Ali Sadikin dengan proyek Senennya, meskipun sempat berhenti karena Pasar Senen menjadi sasaran amuk massa yang tak dikenal pada kerusuhan Malari (Malapeta Lima Januari).
---------------------------------------------------------
Rimadi, L. (2017, 19 Januari). Riwayat Pasar Senen, dari Tempat Kongko Seniman Sampai Malari. Diakses dari: www.liputan6.com/news/read/2831464/riwayat-pasar-senen-dari-tempat-kongko-seniman-sampai-malari

3. Pasar Klewer Solo dan Pidato Soeharto
Pasar Klewer yang dekat dengan keraton Kasunanan Surakarta tersebut merupakan aset berharga sekaligus cagar budaya Solo Raya. Asal nama "Klewer" adalah dari kebiasaan para pedagang yang menjajakan dagangannya secara klewer atau menjuntai, baik itu menjuntai di bahu atau di tempat tertentu. Tujuannya adalah agar para pedagang ini bisa bersiap-siap kabur bilamana ketahuan oleh petugas kota karena berdagang di kawasan yang ilegal untuk berdagang.

Pada masa Soeharto, pasar ini direvitalisasi oleh Pemkot Solo dan pasar dibuka kembali pada tahun 1970. Pada 9 Juni 1971, di Pasar Klewer lah Soeharto menyampaikan pidatonya mengenai rencana Pelita (Pembangunan Lima Tahun) dan Trilogi Pembangunan yang menjadi dasar idenya.
----------------------------------------------------------
Referensi:
Rizal, J.J., dkk. (2013). Menguak Pasar Tradisional Indonesia. Jakarta: Depdikbud

4. Pasar Beringharjo Yogyakarta; Nama diberikan khusus dari Sultan Hamengkubuwono VII
Pasar Beringharjo merupakan aset kekayaan buatan D.I. Yogyakarta sejak dulu kala. Pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII, tempat ini dibangun menjadi pasar yang lebih strategis pada masa itu dengan bantuan Belanda. 

Baru pada tanggal 24 Maret 1926, pasar tersebut diberi nama "Beringharjo" oleh Sri Sultan Sendiri. Nama "Beringharjo" berasal dari kata "Beringin" karena dulu tempat itu banyak ditumbuhi pohon beringin serta kata "harjo" yang berarti "penerbit kesejahteraan".

Hingga kini, sentra kegiatan ekonomi masyarakat di Yogyakarta ini masih menjadi tempat bagi masyarakat untuk mencari barang kebutuhan sehari-hari serta tempat bagi wisatawan untuk mencari kain batik dari berbagai daerah di Jawa bagian Tengah dan Timur hingga karya kain dari pulau Madura.
----------------------------------------------------------
Referensi:
Rizal, J.J., dkk. (2013). Menguak Pasar Tradisional Indonesia. Jakarta: Depdikbud

5. Pasar Johar Semarang; Pasar terbaik se-Asia Tenggara
Pasar Johar merupakan pasar terkemuka di kawasan Semarang yang lokasinya berdekatan dengan Kali Semarang di sisi barat Pasar. Pasar yang awalnya sebagai tempat berkumpulnya beberapa pedagang tersebut dikembangkan pada tahun 1933 oleh arsitek Belanda bernama Thomas Karsten. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun