Pagi hari (18 Juli 2019) bersambut dengan dinginnya kamar dan memicu rasa sayang yang berlebihan untuk selimut-selimut itu. Namun program-program yang terencana sebelumnya tidak punya kulit untuk merasakan apa yang kami rasakan saat itu. Mau tidak mau, kami harus melepas kenyamanan dan mencoba bangkit dari rasa nyaman untuk mewujudkan program-program itu.
      Segalanya tenang hingga tiba-tiba orang-orang TNI datang begitu saja, dan tentu saja kami terkaget melihatnya. Itu adalah pertanda bahwa kegiatan apel harus segera dilangsungkan dan itu tidak kami sangka pada hari sebelumnya. Berbaris rapi dalam satu shaf sesuai dengan perintah bapak-bapak TNI ini, kami pun mengikuti kegiatan apel ini dengan keadaan siap.
      Bergerak menuju Al-Muqodas, perjalanan kami begitu singkat karena sesungguhnya kami sudah mengetahui lokasinya. Sebuah bangunan yang lebih besar di antara bangunan lainnya dengan corak-corak gambar yang ceria dan penuh warna seakan membuktikan bahwa PAUD ini hadir dengan membawa suasana penuh senyum dan kehangatan di tengah-tengah kesuraman. Benar saja di kala kami datang, kelompok 21 --bersama TNI--- 'disambut' dengan keramahan orang-orang sekitar dan tingkah polos anak-anak PAUD yang tengah beristirahat.
      Petualangan kami berlanjut ke beberapa wilayah RW dan misi kami selanjutnya adalah mencari bekas wadah cat yang akan dijadikan pot hias yang nantinya dilukis oleh anak-anak PAUD dalam perhelatan program kelompok 21. Bersama-sama mencari dan para penduduk RW 02 begitu aktif membantu kami mencari wadah-wadah itu.Â
Selagi menunggu, kiranya kami berjumpa dengan pengrajin hasil rajutan yang tiba-tiba menawarkan produknya pada kami --meskipun yang penasaran cuma gadis-gadis itu saja.
      Ketua RT 04/RW 03 begitu baik pula memberikan bantuan berupa beberapa bekas wadah cat yang sudah tidak terpakai dan sebelumnya tersimpan di area masjid As-Salam. Kami tentu senang dengan bantuan ini. Namun lepas dari itu semua, langkah kami harus mandiri untuk mencari bekas wadah cat lainnya yang tidak tahu dimana dan siapa yang memberikannya. Untuk itu, kami membagi kelompok menjadi dua tim agar pencarian kami lebih meluas dan efektif.
      Datang ke berbagai rumah, terkadang ada yang memiliki terkadang ada juga yang tidak mempunyai bekas wadah cat tersebut. Tapi mereka begitu baik memberikan rekomendasi dimana kami bisa menjumpai tempat yang mempunyai bekas wadah cat meskipun di tempat yang direkomendasikan itu belum tentu memilikinya.Â
Pada akhirnya kami menelusuri jalan yang pernah ditapaki kemarin bersama ketua Karang Taruna Desa (baca: KKN UPI CIBIRU 2019 HARI KE-3 : DEMI MEMANTAPKAN RENCANA). Kami pun kembali ke posko dan hasil akhirnya adalah telah terkumpul sebanyak 25 bekas wadah cat, dan yups, ini rasanya belum cukup.
      Sebagai seorang manusia, istirahat yang kami lakukan untuk menumpas rasa  lelah adalah hal yang manusiawi. Namun yang namanya bosan pun juga bisa saja datang tiba-tiba, apalagi di lokasi posko yang begitu sejuk dan tenang. Kegiatan-kegiatan di posko kami lakukan : ada yang memasang banner, ada yang mencuci bekas wadah cat, dan ada pula yang pergi bertugas ke PAUD Al-Muqodas.
      Waktu salat Ashar terlewat dan sore makin menunjukkan wujudnya beriringan dengan wujud sebuah pemberitahun dari Faisal --ketua panitia KKN 2019. Ternyata ia memberitahu bahwa TNI menawakan kegiatan kunjungan ke pabrik bersama mahasiswa untuk mengetahui kondisi nyata pengelolaan limbah di sana.Â
Koordinasi perlu dilakukan agar rencana kunjungan ke pabrik itu terwujud, artinya saya tidak memberi kesempatan lelah menenggelamkan kami. Saya langsung membawa para anggota kelompok lainnya berkumpul untuk membicarakan hal ini. Tapi tidak berhenti sampai di situ, ada saja yang menyarankan untuk melaksanakan briefing sekaligus agar pada malam hari mereka bisa melakukan kesibukan mereka secara leluasa.