Kekalahan yang dialami oleh Barcelona kala berhadapan dengan Liverpool F.C pada leg ke-2 UEFA Champions League membuat mereka jadi bahan perundungan dan lelucon pada media sosial. Empat gol yang terbagi pada pemain bernama Divock Origi dan Giorgino Wijnaldum sukses membenamkan impian Barcelona untuk juara se-antero Eropa.Â
Apalagi musim ini adalah momentum penting untuk menjaga hegemoni Spanyol sebagai "Penguasa Eropa" yang ditambah dengan tersingkirnya sang rival sebelum melangkah ke fase semi final.
Lebih mengenaskan lagi, Roberto Firmino dan Mo Salah tidak dimainkan selama pertandingan di Anfield tersebut. Rekor keduanya cukup menakutkan dalam mengoyak jala para lawannya terutama pada saat paruh musim 2018/2019. Roberto Firmino sukses menceploskan enam gol pada paruh musim ini sementara Mohammed Salah begitu kokoh sebagai pencetak gol terbanyak di Premier League musim ini dengan 22 gol (bersama dengan Sadio Mane).
Entah karena comeback effect yang terjadi pada tim-tim dari Inggris atau apapun itu, hal ini menjadi momentum bagi kedua tim. Liverpool mendapat kesempatan musim ini untuk menebus kegagalan pada musim lalu dimana mereka dipermalukan oleh Real Madrid, sementara Barcelona membuktikan "kekanak-kanakan" mereka yang sering dituduhkan oleh haters mereka.Â
Jangankan pada tim sepakbola Barcelona sendiri, pendukungnya bahkan dicap sebagai "decul" atau "dedek cules" untuk menggambarkan betapa bocahnya sikap mereka.
Dua pembicaraan turu melengkapi 'keabsahan' tuduhan tersebut dimana dua pahlawan mereka di leg ke-1 menghadapi Liverpool, yaitu Luis Suarez dan Lionel Messi menjadi aktor dari wacana "kekanak-kanakan" yang menjadi headline media massa kala membicarakan kegagalan Barcelona menuju final UEFA Champions League yang akan berlangsung di Madrid pada Juni nanti.Â
Luis Suarez berbicara bahwa pertandingan tersebut memang memperlihatkan kelakuan kekanak-kanakan para pemain --mungkin hal ini berlaku pada dirinya- sehingga mental juara mereka menjadi tidak terlihat.Â
Lionel Messi justru tidak berkomentar apa-apa tetapi menjadi korban akibat aksi main pergi para pemain Barcelona lainnya sehingga dia pun tertinggal di tanah Ratu Elizabeth tersebut.
Kini sang pelatih Barcelona, yaitu E. Valverde harus lebih keras dan bersabar pada musim 2019/2020. Memang pada musim ini kesebelasan yang bermarkas di Camp Nou ini begitu perkasa di kompetisi domestik.Â
Semangat bertanding di Camp Nou yang notabene sebagai kandang dari El Barca benar-benar kuat, namun beberapa klub membuktikan bahwa stadion berkapasitas 99.000 penonton ini tidak begitu ngeri, contohnya AS Roma dan Girona .