Di era sekarang ini, barangkali viral menjadi salah satu cara untuk menyampaikan aspirasi. Kita tidak butuh lagi datang ke kantor desa, mengadu ke anggota dewan (yang terhormat). Cukup memviralkan apa yang menjadi aspirasi kita. Itu satu-satunya cara yang cukup efektif saat ini dibandingkan mengadu pada tempatnya.Â
Seperti halnya dengan berita baru-baru ini yang viral serta diliput media nasional detik.com Pelajar Pelajar di Sinjai Bertaruh Nyawa Lewati Jembatan Bambu Reyot ke Sekolah.Â
Pemerintah baru turun setelah menjadi viral, padahal hampir setiap tahun itu diusulkan oleh pemerintah desa saat Musrembang. Walaupun sebenarnya sungai penghubung tersebut bukanlah masuk pada jalan kabupaten, namun melihat kondisinya desapun tidak mampu membangun jembatan dengan hanya mengandalkan dana desa.Â
Perjuangan anak-anak sekolah dari Desa Polewali menuju sekolah di Desa Songing tidak diragukan lagi. Berjalan puluhan kilometer untuk menuntut ilmu mereka lalui dengan berjalan kaki, anak-anak ini juga butuh masa depan. Mereka lebih memilih untuk melewati Sungai sebagai jalan pintas, dibandingkan harus memutar jalan yang lebih jauh sekitar 7-10 km. Apalagi saat musim hujan mereka harus melewati jembatan dari bambu yang sangat berbahaya.
Pemerintah baru memberikan perhatian setelah viral di media sosial. Harapan kita tentunya semua akan dapat terealisasi segera, mengingat ini merupakan suatu hal yang darurat. Menanti janji tahun ini untuk dibangun jembatan semi permanen (gantung), Yaa. kita tinggal menanti. Jika iya tentu masyarakat akan sangat terbantu, namun jika tidak maaf saja tahun depan adalah tahun (2024) politik. Masyarakat sudah bisa menilai mana pemerintah yang bekerja atau cuma tahu berjanji.Â
Saat kita menanti....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H