a. Latar Belakang
Sekolah adalah tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran dan harus berusaha untuk menciptakan kondisi yang mampu membuat setiap warganya, baik itu pendidik maupun peserta didik dapat melakukan pembiasaan budaya positif di sekolah. Suatu kebiasaan positif yang dilakukan secara terus-menerus dan dilakukan secara sadar akan mengakar kuat dalam kepribadian siswa sehingga profil karakter pelajar pancasila akan tertanam pada kepribadian siswa sesuai dengan visi sekolah.
Untuk itu lingkungan belajar dalam kelas yang kondusif, bersih, rapi , aman dan nyaman adalah salah satu hal yang sangat penting agar terwujudnya visi sekolah dan kegiatan pembelajaran yang efektif, menyenangkan yang berpusat pada peserta didik sehingga minat belajar siswa akan meningkat , hasil belajar siswa akan maksimal dan tentunya visi sekolah akan tercapai.
Karakter anak-anak kita saat ini baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar benar-benar jauh dari nilai-nilai kebajikan yang diharapkan, padahal sekolah sudah menerapkan budaya positif namun belum maksimal dan masih perlu dibenahi karena tidak sesuai dengan kebutuhan murid pada umumnya. Pada abad 21 ini pengaruh budaya luar dan lingkungan sangat berpengaruh merusak karakter generasi masa depan anak-anak kita.
Oleh karena itu, guru memiliki peranan penting dalam merancang sebuah strategi yang efektif dan berpihak pada murid untuk menentukan arah dan tujuan pendidikan agar murid tidak salah arah. Menurut saya, penerapan disiplin positif merupakan unsur utama dalam pencapaian tujuan pendidikan merdeka belajar karena penerapan disiplin positif dapat mendorong tumbuhnya karakter yang lebih kuat pada murid sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
b. Tujuan
1.Menumbuhkan budaya positif di sekolah dengan keyakinan kelas.
2.Mewujudkan suasana belajar di kelas yang kondusif, bersih, rapi, aman dan nyaman untuk kegiatan proses belajar mengajar.
3.Mendidik murid untuk menjadi pribadi yang memiliki karakter nilai-nilai profil pelajar pancasila dalam kegiatan pembelajaran.
4.Menyebarluaskan dan menumbuhkan penerapan budaya positif di sekolah.
1.Peserta didik mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif, bersih, rapi, aman dan nyaman.
2.Peserta didik mampu membuat keyakinan kelas untuk dipasang di dinding kelas dan ditaati.
3.Peserta didik dapat menerapkan dan terlibat aktif dalam kegiatan di sekolah dengan mengamalkan nilai-nilai profil pelajar pancasila.
4.Guru yang ada disekolah dapat saling mendukung dan berkolaborasi dalam mewujudkan budaya positif di sekolah.
d. Linimasa Tindakan
1.Berkoordinasi dengan kepala sekolah tentang pentingnya penanaman budaya positif di sekolah serta meminta izin untuk melakukan diseminasi pada rekan sejawat.
2.Membuat keyakinan kelas bersama warga kelas.
3.Melakukan kegiatan diseminasi pada teman sejawat.
4.Berkoordinasi dan berkolaborasi dengan rekan sejawat membuat keyakinan-keyakinan kelas melalui kesepakatan di kelasnya masing-masing.
5.Memantau, merefleksi, dan mengevaluasi kesepakatan kelas yang telah dibuat.
e. Deskripsi Aksi Nyata
Kegiatan aksi nyata diawali dengan membuat keyakinan kelas bersama murid khusus murid kelas 5 yang saya ampu. Kegiatan ini diikuti oleh murid dengan sangat antusias dalam menuliskan dan menyakini nilai-nilai kebajikan untuk menciptakan disiplin positif terutama di kelas 5. Kegiatan selanjutnya yaitu diseminasi Budaya Positif yang dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 22 Juli 2023 di SDN Lanto Dg Pasewang Makassar.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh kepala sekolah dan rekan guru, kegiatan diseminasi budaya positif ini yaitu menginformasikan pemahaman tentang materi modul 1.4 budaya positif yang konsep utamanya tentang perubahan paradigma belajar, disiplin positif, kebutuhan dasar manusia, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Peserta diseminasi sangat antusias dalam menyimak pemaparan materi yang saya sampaikan.
Kegiatan aksi nyata selanjutnya, yaitu saya akan mengajakan warga sekolah khususnya guru kelas agar dapat menerapkan  dalam membuat kesepakatan atau keyakinan kelas di kelasnya masing-masing. Selain itu juga mengajak untuk  mempraktikan posisi kontrol guru sebagai manajer dan menerapkan segitiga restitusi jika ada muridnya yang menemui masalah demi mewujudkan budaya positif di lingkungan sekolah.
Dari aksi nyata yang telah dilakukan, dapat dilihat hasilnya kepada seluruh warga disekolah mulai dapat memahami materi budaya positif dari perubahan paradigma pembelajaran, makna disiplin positif, Teori motivasi, hukuman, pengharaan, posisi control, kebutuhan dasar manusia, segitiga restitusi dan keyakinan kelas dan selanjutnya secara kolaborasi dapat melakukan pembiasaan-pembiasaan disiplin positif sehingga visi sekolah dapat terlaksana sehingga pembelajaran dapat berpihak pada murid dan menghasilkan karakter kebajikan sesuai dengan profil pelajar pancasila. Dan dengan kegiatan keyakinan kelas siswa sudah mulai terlihat memahami keyakinan yang telah disepakati. Siswa juga lebih menghargai guru dan teman sehingga kegiatan pembelajaran dalam kelas menjadi lebih kondusif, efektif dan menyenangkan.
g. Pembelajaran  yang Di dapat dari Aksi Nyata
Kegiatan aksi nyata modul 1.4 budaya positif ini, banyak pembelajaran yang saya dapatkan sebagai Calon Guru Penggerak yaitu salah satunya nilai kebersamaan. Karena kegiatan tersebut tidak dapat dilakukan sendirian tanpa adanya dukungan dari pihak lain yaitu rekan sejawat. Dalam penerapan budaya positif di sekolah juga perlu adanya koloborasi dengan warga sekolah agar dapat tercipta budaya positif dengan baik.