Mohon tunggu...
Fahri Alfi Muamar
Fahri Alfi Muamar Mohon Tunggu... -

tukang jepret amatir dan seorang congoris di sebuah group hip-hop Yogyakerdaaaah Istimewa

Selanjutnya

Tutup

Money

Dari PNS Menjadi Pakar Tanaman

18 Desember 2013   07:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:48 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak kenal lelah, itulah yang kiranya bisa disematkan pada Liyanto (60), pria kelahiran Medan 1 Februari 1953 ini adalah pensiunan PNS. Dirinya memulai karir menjadi seorang PNS pada tahun 1986 dan pensiun pada bulan maret 2013 silam. Dalam perjalanan karirnya itu ia lantas tidak hanya mengabdikan dirinya menjadi seorang PNS saja, namun mempunyai pekerjaan sampingan lainnya, yaitu berjualan tanaman.

“Tahun 1998, saya memulai meniti karir di bidang pertanian ini”, ujarnya.

Dari tahun ke tahun permintaan pembeli selalu berbeda-beda, di tahun ini contohnya. Tahun 2013 ini tanaman buah sedang naik daun. Tanaman mangga, jeruk, jambu, kelengkeng, durian misalnya, peminatnya tidak pernah sepi. Bahkan terkadang Liyanto sampai kewalahan meladeni permintaan pembeli yang bisa dibilang sangat banyak. Harga tanaman-tanaman tersebut pun bermacam-macam, berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 500.000.

“Terkadang ada juga tanaman yang harganya hingga jutaan”, kata Liyanto, Selasa (17/12).

Ia bersama isterinya Kasmiyati tidak hanya berjualan di rumahnya, mengikuti pameran juga menjadi agenda keduanya, pameran terakhir yang mereka ikuti adalah PF2N (Pekan Flora-Flori Nasional) di Kebun Pertanian Pemerintah Daerah (Pemda) DIY Jalan Kenari. Pameran itu sendiri juga di hadiri oleh Bapak Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono ke X dan Menteri Pertanian Dr. Suswono, pameran yang diselengarakan pada 2 Oktober sampai 8 Oktober itu berjalan sesuai dengan harapan, bahkan masih berlangsung hingga sekarang. Selain berjualan di Jalan Kenari tersebut, terkadang Liyanto bersama isteri menggelar lapaknya di Dinas Pertanian Kota Yogyakarta setiap hari jum’at.

“Daripada tidak ada kegiatan di sini lebih baik buat tempat jualan”, ucapnya.

Penghasilan perhari yang diterimanya anatara Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000, hasil yang tentunya memuaskan.

“Alhamdulilah, rejeki sudah ada yang mengatur”, lanjutnya.

Berjualan sendiri tentu tidak bisa berjalan dengan baik, itu juga yang dilakukan oleh Liyanto, dirinya selalu bekerjasama dengan berbagai instansi tertentu.

“Saat ini saya bermitra dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kota Yogyakarta”, ujarnya.

Selain berjualan, terkadang Liyanto juga menjadi seoorang moderator dalam bidang pertanian, acapkali dirinya mendapatkan panggilan untuk mengisi penyuluhan tentang tanaman obat, hias atau pun buah.

Liyanto yang bertempat tinggal di Pengok PJKA GkI/677 Blok E 11 Yogyakarta ini memberi nama usaha dagangnya Empat F.

“Karena saya mempunyai emat orang anak dan kebetulan semua nama depannya menggunakan huruf f jadi saya memutuskan untuk memberi nama usaha saya dengan keempat nama depan anak saya”, tuturnya.

Usia yang sudah menginjak kepala enam nyatanya tidak membuat Liyanto bermalas-malas.

“Selagi tenaga masih bisa di gunakan kenapa tidak di manfaatkan”, ucapnya.(Fahri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun