Tulisan saya kali ini tergolong agak berat, berawal dari penasaran saya tentang mata kuliah filsafat , yang terdengar seperti bahasa orang orang muslim maklum saya semester 1 dan lulusan dari man jadi agak kentallah islam saya, minimal pengetahuan. namun ternyata dicetuskan dan dikembangkan oleh orang orang non islam.
filsafat sejatinya digunakan dalam berbagai hal. etika yang dikembangkan oleh filsafat merupakan acuan yang sangat penting dalam perkebangkan manusia, baik karena ilmu pengetahuan maupun teknologi
filsafat memang di cetuskan oleh ilmuan yunani seperti socrater, plato maupun aristoteles, bagiku maklum karena kata ilmu pengetahuan yang bererdar semua disiplin ilmu non agama berasal dari mereka, tapi yang mungkin saya belum tahu adalah perkebangannya, apakah orang islam juga menyentuh rana filsafat yang di cetuskan oleh beliau beliau diatas.
filsafat islam katanya mundur setelah Setelah kematian ibnu ruysd dan perkembangan filsafat islam dilanjutkan oleh gazali. namun bagi orang non muslim ,Dalam sudut pandang imanuel kant yang merupakan filsuf barat,yang juga sebgai pengembang ilmu filsafat setelah masanya. gazali dan imanuel kant dapat di pertemukan lewat dialog, karena ajaran filsafat yang mereka bawa dapat di tilik dalam berbagai perspektif. mereka dapat dikatakan sebanding, karena keilmuan mereka yang filsafat sesaui dengan konteks mereka masing masing.
Perspektif sejarah mengatakan bahwa perkembangan filsafatdi bagi 2 yaitu filsafat yunani an fisafat islam, keduanya merupakan mata rantai yang saling mendukung. Sedangkan filsafat yang di bawa gazali bersifat metafisika.
Dalam keunikannya masing masing mempu nyai segi segi persamaan dan dalam perbedaan antara gazali dan kant, untuk membuka peluang yang sekiranya apat mengantarkan menuju benang merah yang membedakan antara corak fikir mapersasing masing.
Persamaan dan perbedaan
Kant memiliki aspek espitomologi yang fundamentals eddangkan gazali tidak dan lebih fokus pada metafisika mereka bersepakan tyentang pentingnga etika dalam kehidupan manusia.
mereka sangat klop disandingkan ketika kita berbicara tentang etika, baik itu etika ilmu ataupun etika perilaku.
Teori etika Immanuel Kant, menurutnya etika bersifat fitri. Walaupun demikian, sumbernya tidak bersifat rasional atupun teorits. Bahkan menurutnya, “etika” yang bersifat rasional sudah bukan lagi etika, melainkan bisa terjebak ke dalam perhitungan untung-rugi. sedangkan Al-Ghazali menyusun teori etikanya bercorak religius, bahkan “mistik”, bersifat kewahyuan partikular (Islam).
memang kita akan melihat sangat berbeda antara kant dan gazali, namun yang ditekankan disini adalah perpaduan yang bisa kita lakukan sehingga etika yang dihasilkan bisa mewakili dari kedua tokoh ini. dalam keilmuan memang etika seperti tidak digunakan saat ilmu itu disebut bebas nilai, tetapi dengan melakukan kombinasi etika dapat digunmakan saat penerapan ilmu.
perlu dikethui bahwa Ada kesamaan pandangan antara Al-Ghazali dan Kant , dalam mengkaji teori etika yaitu :
1. Al-Ghazali dan Kant sama-sama menolak metafisika-dogmatif-spekulatif, namun dalam hal yang penting dan kompleks ”metodologi” penyelesaian persoalan-persoalan etika berbeda.
2. persoalan kausalitas Al-Ghazali dan Kant betulbetul berbeda. Al- Ghazali secara telak menyerang konsepsi keniscayaan kausal atau hukum kausal dalam bidang kealaman, apalagi keabsahan dan validitas hukum moral dalam wilayah akal praktis. Sedangkan Kant menggarisbawahi dua jenis hukum kauslitas, yaitu kausalutas alam dan kausalitas kebebasan,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H