Salah satu sikap mental reaktif yang sering muncul dalam diri seseorang adalah Marah. Â Ia merupakan bentuk respon akibat pengalaman negatif yang dialami dan dirasakannya. Marah terpicu saat seseorang melihat, mencicipi, mendengar, menyentuh, dan mencium sesuatu yang tidak berkenan bagi dirinya. Â Mereka yang otomatis marah akibat ketidaknyamanannya adalah manusia reaktif.
Menurut ahli pendidikan Dr Stephen R. Covey (penulis buku best seller The Seven Habits Of Effective People) manusia reaktif sama seperti manusia mekanik atau robot yang dikendalikan oleh tombol mentalnya. Â Tombol merupakan analogi dari perilaku standar otomatis seseorang. Misalnya dia pasti (otomatis) bereaksi marah kalau tersinggung. Â Orang ini tidak mampu memilih reaksi lain selain MARAH terhadap hal yang tidak menyenangkannya. Ia tidak bisa memilih TIDAK MARAH atau SABAR atau TENANG merespon kondisi tersebut.
Walaupun ada berbagai falsafah dan keyakinan mengenai perilaku manusia seperti ajaran determinasi atau semacam takdir bahwa manusia tidak bisa memilih tindakan dan sikap karena mereka tidak memiliki kapasitas memilihnya, tetaplah setiap orang dapat menyadari dan belajar dari apa yang dilakukannya.
Kelompok reaktif ini sering dimanfaatkan oleh media untuk kepentingan bisnis, politik kekuasaan, dan kepentingan lainnya. Â Sosial Media yang kuat mempengaruhi indera manusia ini dapat menggiring perilaku kelompok reaktif untuk merusak, menghancurkan, merugikan, bahkan melukai sesama. Â Sudah banyak contoh kasus ditengah masyarakat yang merobek persaudaraan dan persahabatan.Â
Secara teori dalam buku 7 kebiasaan manusia paling efektif: Â stimulus = response (apa yang dialami dan dirasakan seseorang adalah juga modal utama responnya). Â Mis. Jika ia mengalami pengalaman buruk atau negatif maka preferensi respon utamanya dan satu-satunya adalah perilaku negatif dan tidak ada pilihan lain. Â Karakteristik orang reaktif adalah selalu mengeluh, berpikiran negatif, menuntut, menyalahkan orang lain atau keadaan.
Oleh karena itu upaya penyadaran masal oleh lembaga pemerintah, lembaga usaha, institusi pendidikan dan agama, dan lembaga masyarakat maupun pribadi yang peduli kepada masyarakat wajib bertanggung jawab bersama mencerdaskan bangsa dan negara.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H