Mohon tunggu...
Mual P Situmeang
Mual P Situmeang Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial

Spesialis Pelibatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Dunia Menjadikan Warganya sebagai Korban....

22 Juli 2023   15:00 Diperbarui: 22 Juli 2023   15:31 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gotongroyong (wartakita.id)

Dalam dunia politik seringkali narasi yang disampaikan pihak yang ingin berkuasa dan meraih kedudukan di Pemerintahan tidak pernah jauh dari janji akan sebuah perubahan.  Mereka selalu menyuarakan thema perubahan atau perbaikan terhadap apa yang sedang dijalankan penguasa yang berkuasa (incumbent).  Dimanapun negara di dunia termasuk juga di Indonesia yang akan memasuki pemilihan Presiden topik sekitar pembaharuan atau perubahan dikumandangkan.  

Hal ini nampaknya sudah menjadi standar normatif untuk menarik perhatian dan menggaet sebanyak mungkin suara rakyat. Berbagai cara dan upaya dirancang oleh partai pengusung calon Presiden menggiring pilihan rakyat kepada calonnya.   

foto kenalaceh.com
foto kenalaceh.com
Salah satu pendekatan yang biasa dilakukan kekuatan politik dunia adalah membuat perasaan rakyat atau masyarakat seolah menjadi korban dari kekuasaan atau pemerintahan yang sedang berkuasa.  Mereka membangun perasaan kecewa dan tidak puas terhadap keadaan saat ini melalui berbagai narasi sistemik.  Antara lain lewat penggunaan media dan juga bentuk komunikasi lainnya kepada masyarakat. 

Media merupakan mesin pemenangan suara yang ampuh. Lembaga atau institusi masyarakat berserta jejaringnya juga menyebarluaskan narasi tersebut.  Oleh karena itu kelompok yang akan bersaing dalam pemilihan umum memiliki pasukan khusus untuk menguasai media.   Tidaklah mengherankan jika para calon pemimpin Pemeritahan atau Negara menggandeng sebanyak mungkin pemilik media dan pengusaha media publikasi cetak ataupun digital ternama untuk menguasainya.

puppet (pixbay.come)
puppet (pixbay.come)
Secara makro sesungguhnya warga dunia telah dijadikan obyek oleh 'kekuatan besar'  untuk selalu merasa tidak puas dan kecewa terhadap kehidupan ini. Sedangkan dalam lingkup kecil (mikro) di suatu negara atau pemerintahan, posisi rakyat ditempatkan sebagai korban ketidakadilan, kebijakan, penindasan dan kekuasaan oleh penguasa incumbent (yang sedang berkuasa). Pertentangan dan konflik dimasyarakat sengaja diciptakan oleh kekuatan besar agar masyarakat terpecah pandangan dan keyakinannya terhadap penguasa atau pemerintahan. 

Itulah dilema dari kehidupan demokratis yang rentan terhadap pengaruh kekuatan besar diluar negaranya.  Tidak seperti pemerintahan otoriter yang dapat mengendalikan berbagai narasi dan  informasi kepada rakyat dan masyarakatnya.   (catatan: Indonesiapun pernah mengalami masa dimana kendali pemerintah begitu kuat terhadap informasi dan narasi kepada rakyatnya.)

Saat ini budaya dunia sudah mempengaruhi sebagian besar negara demokratis sebagaimana yang diperlihatkan mereka saat terjadi transisi kekuasaan politik. Misalnya dinegara maju seperti Amerika dan juga di negara Eropah.  Proses pemilihan Presiden atau Pemimpin bangsa selalu diwarnai oleh narasi negatif dan destruktif.  Warga di bombardir dengan peperangan informasi yang saling menjatuhkan dan menghancurkan pihak pesaingnya.  Tidak jarang kampanye hitam disebarkan juga untuk memenangkan calonnya masing-masing. 

Kampanye Hitam (beritauniklangka.blogspot.com)
Kampanye Hitam (beritauniklangka.blogspot.com)
Menjadikan rakyat atau warga sebagai pihak korban adalah sebuah pendekatan emosional yang paling mudah dan efektif menggaet pikiran sehingga mereka perlu mempertimbangkan calon Pemimpin baru.  Komunikasi politik dunia yang budayanya 'victimized attitude' (warga merasa sebagai korban) merupakan gambaran moralitas dunia. Mentalitas warga yang penuh kekecewaan dan kepahitan dirancang sedemikian rupa agar mereka membuat sebuah keputusan sesuai dengan perasaan tersebut.  Idealisme pemungutan suara yang rahasia dan langsung oleh karena hati nurani pemilih adalah reminder penting.  Tetapi sesungguhnya telah terjadi distorsi oleh rekayasa narasi politik yang mempengaruhi mental warganya.  Akibatnya rakyat/warga menjadi bias dalam memutuskan pilihannya oleh karena kebisingan pikirannya yang diresap selama kampanye.  

Diatas adalah contoh mentalitas warga dunia yang dipengaruhi oleh situasi perpolitikan di negara masing-masing.  Ini merupakan bagian kecil bagaimana budaya dunia mempengaruhi sikap dalam kehidupan politik warganya.  

Pembentukan mentalitas warga banyak dipengaruhi oleh filosifi duniawi yang materialistis dan hedonisme. Kehidupan yang melimpah materi dan kenikmatan sudah menjadi orientasi kehidupan warga dunia.  Parameter dan indeks prestasi pencapaian keluarga dan masyarakat lebih mengutamakan materi seperti ekonomi atau kekayaan.  Kemakmuran dan kebahagiaan manusia menjadikan materi sebagai kriteria dan nilai primer.  Citra dan image kemakmuran keluarga seringkali dipromosikan media sebagai sebuah keluarga yang berlimpah materi dan penuh kenikmatan. Baik melalui film layar lebar, youtube, literatur cetak, sinetron dlsb. Hal ini sudah demikian dalam merasuki ruang bawah sadar warga dunia. Akibatnya tanpa sadar manusia sudah merasa tidak bahagia tanpa materi.  Mereka menjadi korban pengaruh dunia materialistis melalui gambar visual yang lebih dahsyat dari sebuah narasi.  

foto www.gimmesomeoven.com
foto www.gimmesomeoven.com
Kekuatan besar budaya dunia ini amat kuat pengaruhnya dalam kehidupan manusia.  Ia ibarat sebuah ilustrasi minuman soda, yang menghilangkan dahaga sekaligus menuntut pemuasan dahaga berikutnya hanya oleh soda.  Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap materi dan hedonisme adalah jerat sistematis dunia.  Dia yang menciptakan janji atau keinginan dan sekaligus  memenuhinya. Semakin dinikmati justru lebih semakin dahaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun