Setiap tahun sebagian keluarga Indonesia merayakan Idul Fitri bersama sanak keluarga di kampung halamannya. Â Bagi masyarakat menengah keatas tentu mereka dapat mempersiapkan sejak jauh-jauh hari segala keperluan berlebaran dikampungnya. Selain logistik dan oleh-oleh khusus keluarga di kampung, tidak sedikit keluarga yang membawa lembaran rupiah baru sehingga mereka menukarkan secara khusus ke Bank atau penukaran uang. Pendek kata mereka ingin berbagi kebahagiaan bersama sanak saudara di Kampung.
Berbeda dengan keluarga dari kalangan masyarakat bawah. Â Berlebaran di Kampung halaman adalah juga perjuangan dan tidak harus dengan persiapan khusus. Â Bahkan ada yang baru memutuskan pulang kampung di detik atau di hari lebaran itu sendiri. Â Kemampuan ekonomi keluarga yang terbatas membuat mereka mempertimbangkan banyak hal. Â Biaya transportasi dan pengeluaran selama di Kampung harus diperhitungkan dan juga dipikirkan dari mana sumbernya. Â
Dari cerita beberapa keluarga yang memperjuangkan Pulkam, mereka biasanya mengupayakan ongkos berangkat dengan kerja ekstra keras. Pak Ojek (nama samaran), seorang suami yang termotivasi oleh hasrat isterinya untuk menengok ibunya yang sudah renta dan hidup sendirian dikampung, dia mati-matian mengumpulkan pendapatan ojeknya hanya untuk mencukupi transportasi berangkat saja. "Yang penting sampai di Kampung melihat orangtua dan sungkem". Â seru pak Ojek.Â
Saya nanti akan jualan bubur ayam selama di Kampung supaya ada ongkos pulang dengan Kereta Api bersama anak-anak saya. Â Kasihan sekali ibu mertua kalau tidak dikunjungi saat lebaran seperti ini apalagi dia baru ditinggal bapa mertua. Â Lagi pula dia akan bahagia melihat cucu-cucunya datang berlebaran. Isteri saya juga akan bahagia dan tenang hatinya kalo sudah melihat ibunya.
Cerita dari keluarga lainnya adalah dari seorang ibu. Â "Wah senang banget bisa berlebaran di Kampung" Â pesannya di WA group arisan RT. "Aku masih cari cara bagaimana supaya bisa pulang ke Jakarta bersama keluarga" tambahnya. Rasanya aku harus mencoba jual kue disini dan mudah-mudahan bisa ngumpulin uang untuk transportasi pulang, harapan ibu pedagang kecil.
Masih banyak dan beragam kisah perjuangan pulang kampung demi membahagiakan orangtua dan sanak famili di Kampung Halaman tercinta. Â Tradisi yang memiliki nilai kekeluargaan ini akan sulit dimengerti dengan pandangan yang hanya mengandalkan rasionalitas. Â Sekalipun kemampuan ekonomi terbatas dan seolah dipaksakan tetapi "kebahagiaan" yang diperolehnya layak diperjuangkan. Â Itulah makna lebaran bagi sebagian keluarga yang penuh perjuangan hidup.Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H