air bah informasi yang mengitari kita yaitu dengan menentukan batas pagar yang jelas terhadap lalulintas informasi di internet dan berbagai media sosial.
Semua informasi boleh tetapi tidak semuanya berguna dan membangun. Ini adalah sebuah frase yang dapat menolong kita mengelola pikiran tetap sehat ditengah luapan informasi di era digital.  Melanjutkan ulasan lalu saya saat menghadapiSiapapun tidak dapat menghindari diri dari serbuan informasi saat ini.  Semua orang tak terkecuali tua dan muda termasuk anak remaja memasuki dunia baru dalam bersosialisasi dan berinteraksi.  Berbagi dan bertukar info.  Sengaja maupun tidak disengaja mereka menggunakan berbagai perangkat dan platform yang terkoneksi internet.  Dunia maya sebagai realita baru. Juga merupakan samudera info yang tak terselami dalam dan luasnya.
Teknologi informasi sangat membantu manusia dan sekaligus merusak manusia. Sebuah Paradoks membantu dan merusak menyatu didalamnya. Manusia mudah menemukan informasi yang dibutuhkan tetapi di sisi lain potensi otak manusia mentrack apa yang terekam di Hippocampus kurang dimanfaatkan.  Misalnya mengkonversi jarak, berat, dan tinggi dlsb dengan mudah Google search melakukannya hingga memori otak tidak menjadi optimal fungsinya menghafal semuanya. Kemudahan ini  memanjakan manusia hingga kurang berupaya keras mengingat dan tidak mengoptimalkan fungsi otak menyimpan ukuran penilaian kuantitatif tersebut.  Hal kecil ini menjadi contoh bagaimana Paradoks baik sekaligus tidak baik dapat diamati secara sederhana.ÂBaik karena perangkat itu memudahkan tetapi tidak baik karena tidak mengoptimalkan potensi otak.  Banyak kasus disekolah jawaban para murid terhadap pertanyaan didapatkan melalui browsing internet.  Tanpa mereka perlu diskusikan bersama atau memprosesnya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman murid.Â
Risiko lain yang dihadapi anak remaja adalah konten kekerasan, materi offensive a.l seksual, ajaran liberal, infiltrasi doktrin sesat, penghasutan, kejahatan cyber (a.l. pelecehan online, social engineering dan konten ilegal lainnya.Â
Bagi orang dewasa hal ini masih mampu dipertimbangkannya sehingga banjir informasi dapat dikelola lebih terukur.  Namun bagi anak  remaja yang sedang dalam proses pertumbuhan atau labil mental tentu membuat mereka rentan terpengaruh.  Oleh karena itu memasang pagar pengaman demi melindungi mereka sangatlah diperlukan.
Ketegasan pagar tersebut perlu didialogkan dengan mereka.  Tidak semata-mata memberikan larangan atau tanda STOP tanpa pemaknaan rasional bagi pikiran mereka.  Proses diskusi personal akan lebih mudah diserap oleh mereka dibanding dengan pernyataan jangani begini dan jangan begitu tanpa pengertian jelas. perilaku anti sosial dan gagap bersosialisasi, dan terobsesi kegiatan menyendiri.  Dan menjadi generasi sehat mental dan berwawasan luas.
Dengan ketentuan pagar yang jelas anak remaja dapat terhindar dari risiko pengaruh informasi liberal. Konten yang dapat merusak pikiran dan mental mereka ditambah kecemasan berlebihan, sikap yang mentoleransi kekerasan dan ketidak sopanan,Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H