Mohon tunggu...
Mual P Situmeang
Mual P Situmeang Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial

Spesialis Pelibatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membersihkan Sifat Hujat Menghujat

8 Mei 2022   19:00 Diperbarui: 13 Januari 2023   19:54 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parasit (foto drugtargetreview.com)

Miris sekali jika kita melihat tanaman mati akibat benalu parasit menempel dipohon. Seharusnya tanaman itu tidak mati jika segera dibersihkan dari pengganggunya sebelum merambat banyak. Memang banyak orang kurang memperhatikan benalu parasit tetapi membiarkannya bertumbuh tanpa mengetahui dampaknya.  

Benalu (greeners.co)
Benalu (greeners.co)
Padahal benalu parasit dapat mematikan karena ia dapat menggrogoti energi tanaman utama dan juga menutupi kebutuhan akan sinar matahari sehingga tanaman sulit menghasilkan buah yang baik.

Kesehatan jasmani juga demikian jika kita membiarkan parasit berkembang dalam tubuh tentu akan berisiko tinggi bagi kehidupan kita. Misalnya banyak infeksi parasit menyerang anak-anak dan sangat membahayakan kesehatan mereka jika tidak segera diatasi dengan cermat.

Dalam dunia psikis atau spiritualpun ada parasit yang dapat merusak kesehatan jiwa.  Sifatnya sama dengan parasit biologis pada tanaman maupun tubuh manusia.  Energi kehidupan kita disedot habis oleh persoalan yang merongrong kita.  Perhatian, waktu, materi, bahkan pikiran kita diserap untuk mengatasi jenis persoalan parasit rohani.

Saling membenci (foto psychiatrictimes.com)
Saling membenci (foto psychiatrictimes.com)
Salah satu parasit yang amat menonjol dalam masyarakat adalah perilaku menjelek-jelekan pribadi, keluarga, lembaga, bahkan Pemerintah. Berbeda dengan sebuah kritikan.  Narasi negatif ini cenderung menghujat dan mendiskreditkan orang lain menjurus pada sikap melukai, menyakiti atau mencederai untuk menjatuhkan citra dan kredibilitas seseorang ataupun Lembaga. 

Dimedia sosial banyak kita jumpai jenis narasi tersebut a.l budaya nyinyir dan julid sebagaimana yang diamati oleh psikolog. Mereka sudah melihat sikap negatif ini yang berkembang dan menjadi suatu sifat kebencian yang berlebihan di tengah kehidupan berbangsa.

Tidak sedikit orang, kelompok, dan masyarakat yang terperangkap dengan budaya negatif dan tak terpuji ini. Bahkan sudah muncul kasus-kasus hukum yang menangani masalah ini akibat perilaku yang melampaui batas norma dan aturan umum.

Kecewa (foto nolongerbound.com)
Kecewa (foto nolongerbound.com)
Pembiaran pada perilaku menjelek-jelekkan yang dilakukan oleh pribadi dan kelompok akan merusak kesehatan relasi pribadi, keluarga, masyarakat dan Bangsa.  Media Sosial akan menjadi tempat sampah karena masyarakat tidak lagi melihat manfaat yang konstruktif bagi kebersamaan.  

Tetapi mereka menjadi terengah-engah, lelah emosi dan pikirannya hanya berkutat dengan narasi negatif dan destruktif. Akibatnya tidak ada lagi kontribusi yang berarti untuk memelihara keindahan dan kesegaran bahkan kesehatan masyarakat dan Bangsa.

Oleh karena itu kita harus bersama-sama menghentikannya.  Dimulai dari saya #.  Saya bertekad tidak akan pernah menjelek-jelekan siapapun. Saya secara selektif memilih info dan laman yang berfaedah serta sehat bagi pikiran saya dan keluarga.  Masing-masing kita bisa berkontribusi positif mempengaruhi lingkungan disekitar kita melalui media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun