Pengalaman tak terlupakan ketika berkunjung ke Seattle, Washington Amerika tahun 1997. Â Saya dengan teman sekerja orang Cambodia mendapat kesempatan orientasi kerja di Kantor Pendukung Amerika. Ini merupakan kesempatan langka bagi pegawai lokal asli Cambodia. Â Sedangkan saya sebagai staf asing asal Indonesia bangga dapat mempengaruhi management mengijinkan staf lokal pertama kali berkunjung keluar negeri. Â
Saat itu Cambodia masih sangat bergantung pada NGO (lembaga non pemerintah) membantu kehidupan masyarakat akibat paska perang saudara. Ribuan lembaga asing hadir di Phnom Penh membuka kesempatan luas bagi masyarakat setempat bekerja serta meningkatkan kapasitasnya. Â
Pada masa transisi perlakuan istimewa kepada orang asing sangat kentara di Cambodia. Â Termasuk juga kedutaan Amerika di Phnom Penh yang membedakan staf asing dan staf lokal. Mereka memberikan visa 5 tahun kepada saya sebagai staf asing sedangkan staf lokal Cambodia hanya 6 bulan.Â
Banyak pertimbangannya, menurut info salah satu alasannya adalah banyak kasus staf lokal berangkat ke Amerika tidak pulang kembali ke negaranya tetapi melarikan diri serta menetap disana sebagai imigran gelap.
Akhirnya kami berdua siap berangkat ke Seattle melalui Taiwan. Â Suatu perjalanan penuh kejutan dan mendebarkan. Ini kunjungan kami pertama kali ke benua Amerika. Jauh-jauh hari teman saya menyicil persiapannya dengan serius. Â Dia mengemas beberapa kotak ikan kering pesanan keluarga di Amerika. Â
Menurut ceritanya banyak orang Cambodia menetap di Amerika akibat perang saudara di masa pembataian rezim Pol Pot Khmer Merah. Â
Setibanya di Seatle-Tacoma International Airport kami melewati imigrasi dan menjadi perhatian petugas. Mereka meminta waktu khusus memeriksa barang bawaan kami. Petugas keamanan melepaskan anjing pelacaknya menciumi semua barang. Â
Lalu petugas menanyakan isi kotak tersebut. Setelah membuka beberapa kotak kami diperbolehkan lanjut ke proses imigrasi. Â Selesai semua prosedur keimigrasian, di ruang penjemputan kami sudah ditunggu petugas hotel. Â
Sebagai orang Asia rasanya risih dilayani petugas Hotel berdasi dan berjas rapih mengangkut barang-barang kami. Sehingga kami ikut membantu mengangkatnya. Â