Mohon tunggu...
Mual P Situmeang
Mual P Situmeang Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial

Spesialis Pelibatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Minyak Goreng Jadi Primadona Ibu-Ibu

18 Maret 2022   18:30 Diperbarui: 18 Maret 2022   18:37 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minyak Kemasan (foto setkab.go.id)

Sore ini saya bersepeda ke tempat cemilan goreng.  Ternyata harga Cakwe dan kue bantal kesukaan sudah naik. Walaupun tidak sempat bertanya kenapa naik karena segan juga menanyakan hal seperti itu ke pedagang kecil asumsi saya ini pasti gara-gara minyak goreng.  

Saya jadi teringat dengan obrolan pagi ibu-ibu yang sedang antri membeli sarapan nasi uduk.  Mereka cerita tentang taktik mendapatkan stok minyak goreng buat keluarganya.  "Aku antri berdua dengan suami supaya bisa dapat 4 kemasan minyak karena dijatah hanya bisa beli 2 botol/kemasan per orang di gerai itu".  Ibu-ibu lainnya tersenyum dan ingin mencoba taktik jitu.

Saya memang kebetulan ingin membeli minyak goreng kemasan hari ini karena persediaan dirumah tinggal separo.  Sekalian ingin tahu efek pencabutan HET minyak goreng kemasan oleh Pemerintah.  Setelah berkeliling ke 4 gerai modern dan juga pasar tradisional dekat rumah di wilayah Jakarta Barat ternyata sore begini minyak goreng kemasan sudah ludes. Stok habis di 3 gerai.  1 gerai lagi tersedia hanya 1 merek kemasan dengan harga Rp. 52.000,-.  Waduh cukup mahal juga ya.  Lalu saya mampir ke pasar tradisional dan mendapat info dari ibu penjual kemasan minyak goreng 2 liter dengan harga Rp. 50.000,-. (lebih murah 2 ribu dari gerai).

Sekalian saja saya juga menanyakan minyak curah yang dijual ibu tadi.  Harga per 1 kg Rp. 20.000,-.  Cukup besar juga ya dari HET yang diinformasikan Pemerintah.  Beruntung sekali rumah kami dekat dengan pasar tradisional dan juga gerai modern yang menjamur disekitarnya sehingga tidak perlu jauh-jauh mencari barang langka ini.

Sesampai di rumah saya menyantap Cakwe dan kue bantal bersama keluarga. Sambil makan saya merenung  ternyata ngeri juga ya hidup tanpa minyak goreng. Bisa berabe kalo suatu saat Cakwe harganya melangit gara-gara minyak goreng.  Tetapi pelajaran pentingnya adalah lambannya efek pelaksanaan peraturan pemerintah dilapangan. Penetapan Harga Eceran Tertinggi atau HET Minyak Goreng curah dan kemasan belum serta merta berdampak dimasyakat khususnya diwilayah kami. 

"Pemerintah mulai memberlakukan kebijakan minyak goreng Rp14.000 per liter hari ini, Rabu (19/01/2022). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) Airlangga Hartarto menegaskan bahwa kebijakan ini berlaku di seluruh Indonesia.

“Pemberlakuan kebijakan satu harga untuk minyak goreng yakni sebesar Rp14.000,00 per liter akan di mulai pada hari Rabu tanggal 19 Januari 2022 pukul 00.00 WIB di seluruh Indonesia. Namun, khusus untuk pasar tradisional diberikan waktu penyesuaian selambat-lambatnya 1 minggu dari tanggal pemberlakuan,” ujar Airlangga, dikutip dari laman resmi Kemenko Perekonomian, Rabu (19/01/2022). https://setkab.go.id/hari-ini-pemerintah-mulai-berlakukan-kebijakan-minyak-goreng-rp14-000-per-liter/ 

Harapannya dengan sosialisasi gencar penetapan HET oleh Pemerintah diatas dalam waktu dekat minyak goreng sudah mulai bermunculan dan tidak perlu lagi antrian panjang dan melanggengkan pihak-pihak yang mencari keuntungan didalam kesempitan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun