Berfikir kefilsafatan  memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dari bidang ilmu lain . Beberapa ciri pikir kefilsafatan dapat dikemukakan sebagai berikut:
- Radikal artinya berpikir sampai ke akar-akarnya hingga sampai pada hakikatnya atau substansial yang dipikirkan
- Universal artinya pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia.
- konseptual artinya merupakan hasil generasi dan abstraksi pengalaman manusia.
- koheren dan konsisten. koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis. konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.
- sistematik artinya berpendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud dan tujuan tertentu.
- komprehensif mencakup atau menyeluruh merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
- bebas artinya sampai batas-batas yang luas cuma pemikiran filsafat boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas yakni bebas dari prasangka prasangka sosial historis dan cultural.
2.3 Cabang-cabang filsafat
  Filsafat merupakan bidang studi yang sedemikian luasnya sehingga diperlukan pembagian yang lebih kecil lagi. dalam pembagian tersebut tidak ada tata cara pembagiannya, sehingga terdapat perbedaan, seperti: filsafat dapat dikelompokkan menjadi empat induk, yaitu:
- filsafat tentang pengetahuan, Â terdiri dari epistemologi, logika kritik ilmu-ilmu
- filsafat tentang keseluruhan nyata terdiri dari metafisika umum( ontologi), metafisika khusus( teologi metafisik antropologi kosmologi)
- filsafat tentang tindakan terdiri dari etika estetika
- sejarah filsafat
2.4 Metode-metode filsafat                                    Â
masing-masing filsuf dalam memecahkan suatu persoalan filsafat yg memakai suatu metode tersendiri titik tampaknya setiap corak problema filsafat mensyaratkan suatu metode tertentu untuk memecahkannya yang tepat. dengan demikian agar dapat memahami secara cermat dan lengkap persoalan-persoalan filsafati orang juga harus mempelajari metode-metode filsafat. Dalam sejarah filsafat para filsuf telah secara bebas mempergunakan aneka ragam metode dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan filsafat yang timbul .ragam-ragam metode terkenal yang dipergunakan dalam filsafat antara lain dengan demikian agar dapat memahami secara cermat dan lengkap pertukaran persoalan filsafat orang juga harus mempelajari metode Metode filsafat. Seperti halnya dalam pengetahuan ilmiah, metode dan obyek formal bidang filsafat tidak dapat dipisahkan. Setiap cabang filsafat menentukan obyek formalnya, memiliki metode dan logikanya sendiri, sesuai dengan obyek formal itu dan uraian teorinya. Ini berarti bahwa aliran Realisme, Idealisme, Positivisme, Materialisme, Eksistensialisme, atau aliran-aliran yang lain mempunyai metode, obyek dan logikanya sendiri. Meskipun demikian, filsafat sebagai upaya manusia juga dengan sendirinya masih memakai, menghayati dan mendasarkan penjelajahan refleksinya di atas dasar materi yang dihimpun oleh metode-metode umum seperti yang berlaku bagi semua penalaran dan pemahaman manusia, yang juga dipakai oleh disiplin keilmuan, seperti: pencerapan, rasio, induksi, deduksi .
2.5 Kedudukan filsafat                    Â
Ilmu filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia titik dikatakan terkait karena ketiganya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak ada 3 alat dan tenaga utama yang berada di dalam diri manusia. alat dan tenaga utama manusia adalah akal pikir, rasa dan keyakinan sehingga dengan 3 hal tersebut manusia dapat mencapai kebahagiaan bagi dirinya. ilmu dan filsafat dapat bergerak dan berkembang berkat akal pikiran manusia. juga Agama dapat bergerak dan berkembang berkat adanya keyakinan. akan tetapi ketiga alat dan tenaga utama tersebut tidak dapat berhubungan dengan ilmu filsafat dan agama apabila tidak didorong dan dijalankan oleh kemauan manusia yang merupakan tenaga tersendiri yang terdapat dalam Diri manusia titik dikatakan reflektif, karena ilmu filsafat dan agama baru dapat dirasakan faedahnya atau manfaat dalam kehidupan manusia apabila ketiganya nya Melewati proses pantul diri dalam manusia.Â
apabila filsafat tidak berdasarkan pada agama dan filsafat hanya semata-mata berdasarkan atas akal pikir saja, maka filsafat tersebut tidak akan membuat kebenaran objektif karena yang memberikan penerangan dan keputusan adalah akal pikiran. sedangkan kesanggupan akal pikiran terbatas sehingga filsafat yang hanya berdasarkan pada akal pikir semata-mata akan tidak sanggup memberi keputusan bagi manusia, terutama dalam rangka pemahamannya terhadap yang gaib.
2.6  Kegunaan Studi filsafat                      Â
Adapun tujuan mempelajari filsafat ilmu antara lain :
a) Mendalami unsur-unsur pokok ilmu sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakekat dan tujuan ilmu.