Mohon tunggu...
Izul Muafanzaldi
Izul Muafanzaldi Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Ingin menyampaikan rasa

Mengenal kita jauh lebih baik dari pada mengabaikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosiolek

13 Oktober 2021   16:40 Diperbarui: 13 Oktober 2021   16:46 3429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memahami Definisi Sosiolek menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI arti kata sosiolek adalah variasi bahasa yang berkorelasi dengan kelas sosial atau kelompok pekerja. Sosiolek memiliki arti dalam bidang ilmu linguistik. Sosiolek memiliki arti dalam bidang ilmu linguistik. Sosiolek memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga sosiolek dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

Menurut beberapa ahli mengenai Sosiolek, Chaer & Agustina berkata bahwa sosiolek merupakan variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya.

Dalam pengertian variasi bahasa, sosiolek merupakan variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Selain idiolek, dialek dan kronolek , (sosiolek) merupakan bagian dari variasi bahasa dari segi penutur. Keterkaitannya sosiolek dengan kehidupan bermasyarat, sosiolek merupakan sebuah wadah yang paling sangat dibicarakan dan paling banyak menyita waktu untuk membahasnya. Aspek yang terkait dengan variasi bahasa ini (sosiolek) mencakup usia, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya.

Mengenai cakupan usia, variasi bahasa ini (sosiolek) dapat dibedakan atas rasio umur/usia pada anak-anak, remaja, orang tua, dan juga golongan lansia. Perbedaan tersebut dapat dilihat melalui bidang morfologi, sintaksis, dan juga kosakata bukan melalui (pembahasannya/isi pembicaraannya) .

Mengenai pendidikan, variasi bahasa ini (sosiolek) dapat dibedakan atas tingkat setaraan pendidikan tersebut. Seperti perbedaan tingkat kelas dasar, pertama, dan menengah atas. Perbedaan yang palling jelas adalah dalam proses pembentukan kosakata, pelafalan, morfologi, dan juga sintaksis.

Mengenai cakupan jenis kelamin, variasi bahasa ini (sosiolek) dapat dibedakan atas dua jenis variasi bahasa, seperti percakapan antara mahasiswa dan dosen perempuan, ataupun sebaliknya mahasiswi dengan dosen laki-laki yang sudah sangat terlihat jelas bahwa percakapan tersebut merupakan percakapan antara gender laki-laki dan perempuan/perepmpuan dengan laki-laki.

Mengenai cakupan pekerjaan, variasi bahasa ini (sosiolek) dapat dibedakan atas profesi dan jenis pekerjaan masing-masing. Contoh seperti perbedaan atara si A dan B, misalkan si A bekerja diperusahaan BCA dengan profesinya sebagai Accounting yang bertugas untuk melakukan evaluasi data-data perpajakan dan si B bekerja diperusahaan BCA dengan profesi sebagai Customer Service yang melayani nasabah atas keluh kesah kendala yang terjadi atau melakukan berbagai transaksi. Contoh tersebut merupakan yang bekerja di satu perusahaan yang sama namun berbeda dengan tugas masing-masing.

Mengenai cakupan tingkat kebangsawanan, variasi bahasa ini (sosiolek) dapat dibedakan atas dua status kebangsawanan yang berbeda. Seperti si A merupakan Warga Negara Asing/WNA asal Amerika dan si B merupakan asli pribumi/Warga Negara Indonesia WNI. dapat dibedakan atas kedudukan negara masing-masing dan bahasa masing-masing atau juga bisa dibedakan atas Bahasa Bali, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda dan Bahasa lain sebagainya.

Mengenai cakupan sosial ekonomi, variasi bahasa ini (sosiolek) dapat dibedakan atas tingkat kelas sosial ekonomi. Namun pada zaman modern ini untuk memperoleh status sosial yang tinggi sudah tidak lagi berdasarkan status kebangsawanan yang tinggi.

Dalam pengkajian variasi bahasa seperti ini, kita sangat menyadari bahwa bahasa itu sangat berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Seperti halnya dengan kehidupan di Indonesia sendiri, Indonesia merupakan sebuah negara yanng sangat kaya akan alamnya, budayanya serta ras dan ragam bahasa yang dipakai dalam keadaan dan keperluan atau tujuan yang berbeda-beda tentunya. Hal ini menunjukan interaksi dan komukasi sosial terjadi karena percampuran bahasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun