Mohon tunggu...
Muadzin Jihad
Muadzin Jihad Mohon Tunggu... wiraswasta -

Entrepreneur | Founder & CEO Ranah Kopi | Founder Semerbak Coffee | Father of 3 | Coffee-Book-Movie-Photography-Graphic Design Freak | Blogger | Author "Follow Your Passion" | www.muadzin.com | Instagram & Twitter @muadzin

Selanjutnya

Tutup

Money

Yusuf Mansur: Cukup Hanya Allah Saja

3 Februari 2012   00:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:08 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rangkaian Pesta Wirausaha TDA (Tangan Di Atas) 2012 di Gedung Smesco Jakarta kemarin ditutup dengan manis. Setelah dua hari penuh panggung seminar diisi dengan motivasi, teori, strategi bisnis, dan sejenisnya, penutupan yang menyentuh emosional disuguhkan dengan indah oleh Ustadz Yusuf Mansur. Betul bisnis butuh teori, strategi, planning, dan lain-lain. Tapi ada masa dimana semua teori-teori tersebut tidak ampuh. Saat dimana semua strategi dirasa tumpul. Ketika beban berat harus dipikul. Ketika tantangan besar harus dilewati. Ketika segala cara telah diupayakan. Dan ketika kita merasa sudah tidak kuasa untuk melakukan apa pun. Hanya satu kuncinya, jelas Ustadz Yusman, serahkan segalanya kepada Allah SWT. Hanya satu. Cukup hanya Allah saja. Dia akan memberi jawaban semua masalah kita. Mengangkat semua beban kita. Petuah Ustadz Yusman ini mirip sekali dengan dialog dalam film Di Bawah Lindungan Kabah yang pernah saya kisahkan waktu itu. Saat si tokoh utama Hamid dimusuhi oleh seluruh warga kampungnya dan diusir dari desanya, sang ibunda Hamid berkata kepadanya “Ketika kamu tidak punya siapa-siapa selain Allah, ingat lah bahwa sebenarnya Allah itu lebih dari cukup.” Sambil mendengarkan uraian Ustadz Yusman, kenangan menerawang ke saat-saat awal membangun usaha sekitar 2.5 tahun yang lalu. Ketika saya terjebak kredit macet karena beberapa usaha yang kami buka dengan modal pinjaman dari KTA (kredit tanpa agunan), tidak profit dan akhirnya kami tutup. Masa-masa yang traumatik untuk saya dan istri, karena untuk pertama kalinya (semoga untuk yang terakhir kalinya juga) berurusan dengan debt-collector. Saya ingat sekali saat itu Idul Fitri, di rumah ibu saya, saya terima telfon dari teman fotografer di Jogja yang mengabarkan deal membeli lensa saya. Lensa tele kesayangan saya. Ya, terpaksa saya jual untuk membayar cicilan KTA yang benar-benar mencekik saat itu. Di hari yang harusnya kita semua berbahagia, hati saya hancur. Tidak hanya karena harus berpisah dengan lensa kesayangan saya, tapi juga karena memikirkan apa lagi yang harus saya jual untuk menutupi hutang-hutang KTA tersebut. Itu lah masa-masa di mana saya tengah malam berdoa, berpasrah diri, menyerahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa. Ya, tidak ada lagi yang bisa saya lakukan selain berserah diri. Saat sekitar sunyi sepi. Saat istri dan anak-anak sudah terlelap. Di tengah ketenangan dan kesendirian seperti itu lah, kita makin menyadari, bahwa cuma hanya Allah yang bisa menolong kita. Saat-saat seperti itu, airmata tidak malu-malu untuk keluar mengalir.

Setelah melalui hari-hari penuh perjuangan, doa dan airmata, akhirnya bisa juga kami melewati masa-masa sulit itu. Kami sudah berhasil melunasi sebagian KTA-KTA tersebut. Dari lima KTA bank asing yang kami ambil, sekarang tersisa satu KTA, yang kami targetkan untuk dilunasi tahun ini. Di kursi Pesta Wirausaha kemarin, kilasan kenangan pahit itu muncul kembali. Airmata syukur mengaliri pipi. Karena Allah lah kami bisa melewati masa-masa sulit tersebut. La hawla wa la quwwata illa billah. Tiada daya dan kekuatan selain Allah. . Depok, 1 Februari 2012 Muadzin F Jihad Owner & CEO Semerbak Coffee Twitter @muadzin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun