Mohon tunggu...
Muadzin Jihad
Muadzin Jihad Mohon Tunggu... wiraswasta -

Entrepreneur | Founder & CEO Ranah Kopi | Founder Semerbak Coffee | Father of 3 | Coffee-Book-Movie-Photography-Graphic Design Freak | Blogger | Author "Follow Your Passion" | www.muadzin.com | Instagram & Twitter @muadzin

Selanjutnya

Tutup

Money

Multi Level Mentoring

7 September 2012   00:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:49 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang menarik saat KMB (Kelompok Mentoring Bisnis) asuhan Pak Teguh Wibawanto dipanggil ke panggung Gathering KMB TDA (Tangan Di Atas) tempo hari. Hampir separuh ruangan kosong dan pindah ke panggung. Pak Teguh dengan KMB-nya sudah beranak, bercucu bahkan bercicit! Sepertinya pantas jika KMB ini kita sebut multi-level-mentoring. Saya pernah aktif di sebuah bisnis multi-level-marketing MLM selama beberapa tahun. Di bisnis MLM, kita secara intens dibina oleh upline kita. Upline kita punya kepentingan langsung dengan kesuksesan kita. Karena omzet bisnis kita adalah bagian dari omzet bisnis upline kita. Nah uniknya di KMB Komunitas TDA ini adalah, para mentor tidak ada sedikit pun kepentingan langsung maupun tidak langsung dengan kesuksesan para mentee-nya. Segala kegiatan mementori dilakukan dengan sukarela dan ikhlas. Hanya mengharapkan para mentee berhasil meningkatkan bisnisnya setelah dibina selama 2 tahun dalam KMB. Dan harapannya, si mentee akan menjadi mentor dan mementori kelompok dibawahnya. Ya, sekedar berharap, karena tidak ada yang mewajibkan dan memberikan sanksi jika ini tidak dilaksanakan. Pengklasifikasian mentor dan mentee saat ini didasarkan pada omzet bisnis tahunan. Intinya mereka yang beromzet lebih besar mementori mereka yang beromzet lebih kecil. Yang terakhir ini mementori mereka yang level start-up atau bahkan yang belum punya bisnis. Salah satu teman yang baru bergabung di TDA Depok dan ingin bergabung dengan KMB bertanya, kenapa para mentor tersebut tidak dibayar saja, dan para mentee membayar jasa mentoring tersebut. Sehingga makin banyak member TDA yang bersedia menjadi mentor. Karena saya cerita bahwa kita di TDA Depok saat ini sedang kekurangan mentor. Saya jawab, pertama, kalau para mentor dibayar, berapa bayaran yang pantas untuk para mentor? Misalnya seperti Pak Teguh, atau mentor saya Pak Roni Yuzirman, berapa kita harus bayar per jamnya yang pantas untuk menggantikan jam yang terpakai untuk kegiatan mentoring. Kedua, TDA adalah suatu komunitas yang berdasar pada nilai dan konsep berbagi. Bersama menebar rahmat, itu slogan TDA. Itu pulalah yang diterapkan dalam KMB. Mentor berbagi ilmu dan wawasan. Mentee yang menerima, diharapkan juga memberikan ilmu tersebut kepada yang membutuhkan. Justru kekuatan KMB itu adalah pada ke-tidakberbayar-annya. Semua melakukan dengan dasar semangat berbagi. Saat penutupan Gathering KMB TDA di Puteri Duyung Ancol itu, pak Roni, founder Komunitas TDA, menyatakan bahwa KMB inilah yang akan menjadi kendaraan handal TDA untuk mewujudkan misi melahirkan 10.000 wirausaha di Indonesia. Gerakan KMB ini akan seperti bola salju, yang akan terus menggelinding dan membesar. Dan bisa jadi, model KMB ini akan jadi role-model panutan pengembangan kewirausahaan di komunitas lain. Sangat bagus memang penyelenggaraan kontes start-up kewirausahaan yang sekarang sedang marak. Tapi mungkin lebih bagus lagi jika para pemenang start-up-ers tersebut dibimbing dan dimentori hingga mereka berhasil melewati fase start-up yang penuh tantangan. Para mentor di KMB TDA ini bukan motivator atau spektator, yang cuma bicara berdasarkan text-book, tapi mereka adalah pelaku bisnis yang sudah jatuh-bangun di usahanya. Yang sudah mempraktekkan apa yang didapat dari seminar dan buku-buku. Yang berhasil menggabungkan -istilah dari pak Roni- “street-smart" dengan “book-smart”. Yang tahu mana strategi bisnis yang efektif dan efisien, mana yang justru membahayakan. Mentor adalah orang yang sudah pernah melalui jalan yang akan kita lalui. Dia tahu mana jalan yang yang mengantarkan dengan selamat sampai ke tujuan, dan sebaliknya mana jalan yang mengandung ranjau. Ide KMB ini awalnya digagas oleh Pak Teguh di TDA Depok. Alhamdulillah saya menjadi salah satu saksi sejarah menjadi mentee di KMB pertama yang dibentuk. Pak Teguh yang waktu itu jadi mentor kami di KMB Pengurus TDA Depok; KMB uji coba, yang menjadi cikal bakal KMB yang sekarang menjadi program TDA secara nasional sejak akhir 2011. Dalam KMB dibutuhkan komitmen yang kuat, baik dari mentor apalagi dari mentee. Suatu privilege jika mentor mau meluangkan waktunya yang berharga untuk membina KMB. Menurut saya, suatu tindakan yang kurang ajar jika justru mentee yang tidak menghargai dan berkomitmen dengan KMB. Apalagi dengan terbatasnya mentor saat ini, sungguh terlalu jika mentee take-for-granted terhadap KMB. Padahal di luar KMB masih banyak calon mentee yang bertanya-tanya, kapan mereka juga bisa dapat keistimewaan untuk mengikuti KMB. Khusus rekan-rekan TDA, mari kita sukseskan gerakan KMB ini. Gulirkan bola salju kewirausahaan ini dengan disiplin, konsisten, dan smart. Tidak hanya berani mengajak orang untuk memulai berwirausaha, tapi juga membina mereka sehingga berhasil dengan bisnisnya. . Depok 4 September 2012 Muadzin F Jihad Owner + CEO Semerbak Coffee Twitter @muadzin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun