Mohon tunggu...
Muadzin Jihad
Muadzin Jihad Mohon Tunggu... wiraswasta -

Entrepreneur | Founder & CEO Ranah Kopi | Founder Semerbak Coffee | Father of 3 | Coffee-Book-Movie-Photography-Graphic Design Freak | Blogger | Author "Follow Your Passion" | www.muadzin.com | Instagram & Twitter @muadzin

Selanjutnya

Tutup

Money

Ketika Karyawan Terbaik Resign untuk Berwirausaha

4 Juni 2014   15:22 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:25 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Pak, Saya mau berhenti. Mau belajar buka usaha seperti Bapak,” kalimat tersebut meluncur dari mulut salah satu karyawan kafe kami tadi malam, saat saya akan meninggalkan Ranah Kopi. Sebagai orang yang sering menyemangati dan mengajak teman-teman untuk berwirausaha, juga sebagai anggota komunitas Tangan Di Atas (TDA) yang misinya adalah melahirkan banyak pengusaha; tentu saya merasa senang, bahwa akan bertambah satu lagi jumlah wirausaha. Masalahnya adalah, karyawan ini adalah karyawan terbaik, andalan kami di Ranah Kopi. Saya sudah bisa tinggalkan Ranah Kopi dan mengandalkan seluruh operasional kafe kepadanya. Dari pramusaji, barista, juru masak, cek stok, pembelian bahan baku, keuangan, sampai bangun hubungan dengan pelanggan sudah dikuasainya dengan baik. Hubungannya dengan para pelanggan setia Ranah Kopi sudah seperti teman saja. Hmm, mungkin ini juga salah satu faktor dia memutuskan untuk berwirausaha. Dia lumayan dekat bergaul dengan teman-teman Tangan Di Atas Depok yang sering ngumpul dan meeting di Ranah Kopi. Pasti sedikit banyak dia terkontaminasi racun wirausaha dari teman-teman TDA Depok ini... hehe. [caption id="attachment_1277" align="aligncenter" width="470" caption="Ranah Kopi Depok"] [/caption] Selain itu, rasa memilikinya tinggi. Di hari giliran libur pun dia tetap berbelanja dan mengantarkan bahan baku ke kafe kami. Dia mencari toko atau warung termurah untuk bahan-bahan baku. Sering sekali dia bisa menyelesaikan masalah kafe, tanpa minta pendapat saya terlebih dulu, dan hasilnya memuaskan. Jadi dengan kepergiannya, saya harus terjun langsung kembali dalam operasional kafe dan melatih beberapa karyawan yang sekarang untuk menggantikan posisinya. Dengan kejadian ini, saya baru menyadari bahwa, operasional kafe kami tidak didasarkan pada sebuah sistem, tapi disandarkan pada seseorang. Kesalahan selama ini adalah mengandalkan kekuatan pada seorang Superman, bukan membangun sebuah super team. Jadi pada saat orang tersebut hengkang, kami kelimpungan untuk mencari penggantinya. . Depok 29 Mei 2014 . Muadzin F Jihad Founder Ranah Kopi Twitter @muadzin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun