“Ini pak surat tanda lunasnya…”, karyawan bank asing itu menyerahkan secarik kertas keterangan pelunasan personal loan saya di bank tersebut. Surat sejenis kelima yang saya terima dari lima bank berbeda. Dan ini merupakan surat pelunasan terakhir dari lima personal loan KTA (kredit tanpa agunan) yang saya ambil. Kenapa surat ini penting? Karena surat ini memproklamirkan bahwa saya hari ini BEBAS HUTANG! Legaaa…! Itu perasaan yang ada di dalam dada. Setelah pengalaman ‘bercengkerama’ dengan para debt-collector sekitar 2 tahun lalu (pernah saya ceritakan di blog saya), surat ini ibarat anak kunci terakhir yang melepas belenggu hutang yang mengikat kami sekeluarga dalam tiga tahun terakhir. Di tulisan saya itu, saya jelaskan bahwa kami bisa terjerat kredit macet karena kegagalan beberapa bisnis kami yang modal usahanya menggunakan KTA. Ternyata hitungan bisnis di atas kertas, beda dengan kenyataan di lapangan. Walaupun di balik semua itu terkandung hikmah yang besar, sebagai salah satu ‘korban’, saya menyarankan Anda yang ingin memulai usaha, untuk tidak menjadikan KTA dan kartu kredit, yang berbunga sangat tinggi, sebagai pilihan pemodalan. Jika nanti ternyata usaha kita tidak seperti yang diharapkan, dan kita terjebak kredit macet, tidak banyak orang yang akan tahan diteror oleh para debt-collector ini. Kalau tidak karena kuasa Tuhan, serta dukungan isteri dan keluarga, saya pun mungkin tidak akan kuat melaluinya. [caption id="attachment_538" align="aligncenter" width="300" caption="Diambil dari http://www.bankruptcylawyerintampa.com/bankruptcy-overview/life-after-bankruptcy/"][/caption] Saya baru melek belakangan, ternyata banyak jalan untuk memperoleh modal memulai usaha. Yang paling mudah adalah melalui 3Fs: Family, Friends and Fools. Ya, bisa keluarga, teman, atau private investor, orang-orang yang punya uang, yang tidak kenal dekat dengan kita, yang ‘dengan bodohnya’ berani menginvestasikan uangnya di bisnis start-up kita. Bentuknya pun fleksibel, bisa berupa hibah, pinjaman, kerjasama bagi hasil, dan lain-lain. Bisa juga melalui program binaan BUMN. Beberapa mentee saya di Kelompok Mentoring Bisnis TDA (Tangan Di Atas) Depok, mengambil pembiayaan dari program ini. Ini program CSR yang diwajibkan Pemerintah bagi semua perusahaan BUMN. Bunga pinjaman sangat kecil, sekitar 6% pertahun, bandingkan dengan KTA yang bunganya bisa mencapai 25-30%! Selain bunga pinjaman kecil, keuntungan lain yang sangat membantu adalah kita sering diikutsetakan dalam pameran-pameran skala nasional, bahkan internasional, untuk mempromosikan produk kita. Selain menjadi mitra binaan BUMN, pemodalan juga bisa melalui perusahaan venture capital (pemodalan ventura). Ada dua perusahaan yang saya kenal membiayai usaha UKM, dan juga pernah diundang bicara di Pesta Wirausaha TDA lalu, yaitu Ideosource dikelola @andrias98 dan Kinara didirikan @dondihananto dan @mrtampi. Jika kita dibiayai oleh modal ventura ini, kita dapat keuntungan lain selain pemodalan, yaitu berupa pembinaan dan bimbingan usaha, baik dalam manajerial, operasional, dan lain-lain. Jadi kita tidak hanya diberi modal lalu dilepas dan ditunggu cicilannya, tapi juga dibina secara intens. Setelah 3 tahun menjalankan usaha, dan setelah mengembangkan Semerbak Coffee yang bermodal awal hanya 3,6 juta dan TANPA HUTANG; saya baru menyadari, bahwa modal uang itu adalah modal paling mudah yang dibutuhkan untuk kita memulai usaha. Hehe.. pasti ada yang akan protes ya? Tapi memang itu lah kenyataan yang saya alami dan temui dari rekan-rekan pelaku usaha UKM. Lantas modal utamanya apa dong? Sekitar seminggu lalu saya diwawanca-twit oleh @bukalapak. Salah satu pertanyaannya adalah, apa modal terpenting yang dibutuhkan untuk memulai usaha? Secara spontan saya jawab: mental wirausaha. Karena, sekali kita punya mental wirausaha, modal lain yang dibutuhkan, termasuk modal uang, pasti bisa kita cari dan penuhi (wawancara lengkapnya bisa dibaca di sini). A man must be big enough to admit his mistakes, smart enough to profit from them, and strong enough to correct them. – John C. Maxwell . Depok 26 April 2012 Muadzin F Jihad Owner + CEO Semerbak Coffee Twitter @muadzin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H