Mohon tunggu...
Muadzin Jihad
Muadzin Jihad Mohon Tunggu... wiraswasta -

Entrepreneur | Founder & CEO Ranah Kopi | Founder Semerbak Coffee | Father of 3 | Coffee-Book-Movie-Photography-Graphic Design Freak | Blogger | Author "Follow Your Passion" | www.muadzin.com | Instagram & Twitter @muadzin

Selanjutnya

Tutup

Money

David Siap Meng-Goliath

29 Januari 2014   08:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:21 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Yuswohady in action

“Kekuatan pengusaha UKM adalah dalam hal feeling. Street skill-nya dominan. Itu harus dipertahankan. Semua materi di kelas ini hanya tools, jangan sampai menghilangkan kelebihan itu”, begitu tegas Mas Yuswohady saat menyampaikan materi Marketing Plan for UKM di Kelas Ketrampilan Komunitas Memberi, bertempat di PPM Menteng Jakarta, minggu lalu. Seperti dalam buku Malcolm Gladwell terbaru, David and Goliath, untuk menang melawan sang raksasa, David mengandalkan kelebihannya dan memanfaatkan kelemahan Goliath. David kecil, tapi lincah dan gesit, Goliath bongsor, tapi lamban dan ternyata rabun jauh. Karena itu, dengan hanya bersenjata katapel andalannya, David bisa menumbangkan Goliath. Mungkin kelihatannya sederhana senjata katapel ini, tapi inilah senjata pamungkas si David. Dia menang karena tidak masuk ke dalam area jangkauan pukul Goliath. Tidak ikut larut dalam permainan yang diciptakan Goliath. Karena kalau itu dilakukan, pasti David langsung KO. [caption id="attachment_1173" align="aligncenter" width="470" caption="Mas Yuswohady in action"] [/caption] Itulah yang dilakukan Komunitas Memberi ini. Tidak mengubah usaha UKM menjadi usaha kelas global dengan menyulapnya, tapi dengan proses yang sejalan dengan kemampuan UKM itu sendiri. UKM akan menang dengan bermain di areanya, yang kadang tidak bisa dimasuki perusahaan global, dan dengan senjata andalannya. Komunitas ini digagas oleh Mas Yuswohady untuk membantu para pengusaha UKM naik kelas menghadapi AEC (Asean Economic Community) 2015. Untuk mengimbangi serbuan perusahaan-perusahaan global ASEAN yang sudah lama mengambil ancang-ancang untuk merangsek pasar Indonesia yang cantik menggiurkan ini. Sungguh ironis jika AEC digongkan, dan kita sebagai pengusaha lokal hanya bisa gigit jari melihat pasar konsumen kita diperebutkan oleh tamu-tamu kita. Dengan beberapa pengurus dan relawan, ide brilian ini diimplementasikan menjadi beberapa jenis kelas: Inspirasi, Pengetahuan, dan Ketrampilan. Inspirasi berupa kunjungan belajar ke perusahaan-perusahaan lokal kelas global pendukung komunitas ini. Kelas Pengetahuan berupa seminar knowledge. Kelas Ketrampilan berupa workshop praktis satu hari. Singkatnya, materi dan strategi perusahaan-perusahaan kelas global akan diterjemahkan sesuai dengan kapasitas UKM dan ditransfer dalam program intensif satu tahun penuh kepada para peserta terseleksi. Peserta pengusaha UKM terpilih berjumlah sekitar 50-an orang dari hampir 200-an yang mendaftar. Fasilitator berasal dari praktisi dari dunia korporat yang ahli dalam bidangnya. Lokasi workshop bertempat di gedung-gedung perusahaan yang menjadi pendukung komunitas ini. Fasilitator dan perusahaan supporter ini punya semangat berbagi dan memberi yang selaras dengan Komunitas Memberi, seperti PPM, JNE, BCA, dan lain-lain. [caption id="attachment_1174" align="aligncenter" width="470" caption="Peserta workshop (foto oleh pengurus Komunitas Memberi)"]

[/caption] Dalam sebulan ada dua kelas ketrampilan dengan topik berbeda. Di kelas kedua hari Minggu kemarin yang berlokasi di BCA training centre Slipi, kami dilatih dalam Branding for UKM oleh Mas Yuswohady juga. Baru dua kali ikut Kelas Ketrampilan, yang saya rasakan adalah bahwa yang saya ketahui dan praktekkan selama ini ternyata belum ada apa-apanya. Jadi ngerasa bego banget gitu.. hehe. Saya wondering, jika seluruh peserta ini benar-benar menerapkan apa yang diajarkan komunitas ini dalam satu tahun penuh, bagaimana ya bisnis mereka 5 atau 10 tahun dari sekarang?  Tentunya akan berbeda sekali hasilnya jika pengusaha UKM ini learning by doing otodidak dengan metode trial-and-error tabrak-tabrak. Saya cuma bisa ucapkan terimakasih kepada Komunitas Memberi yang telah memilih saya jadi salah satu murid di angkatan pertama ini. Balas jasa saya tentunya dengan menerapkan teori dan strategi yang diajarkan sebaik-baiknya. Dan dengan membuktikan bahwa usaha saya bisa naik kelas. . Depok, 26 Januari 2014 . Muadzin F Jihad Founder Ranah Kopi Twitter @muadzin @ranahkopi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

4 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun