Jadi sekarang, apakah kita masih merasa peran atau pekerjaan kita lebih baik atau lebih mulia dibanding orang-orang tadi, staf rumah tangga, office boy, tukang sampah, tukang bersih WC?
Mungkin ini ya, salah satu esensi ‘kembali ke fitrah’ dari fenomena mudik di Idul Fitri ini. Mudik, berasal dari kata udik atau kampung. Mudik, kembali ke udik, kembali asal, ke orang tua dan keluarga yang melahirkan dan membesarkan kita. Sedang bagi yang tidak mudik, seperti saya, kembali ke asal juga, kembali mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang tadinya sudah kita delegasikan ke orang lain. Supaya kita menyadari bahwa semua peran yang ada adalah penting dan saling ketergantungan.
Yang terpenting adalah bukan apa peran yang kita lakoni di dunia ini, tapi apakah peran kita membawa manfaat untuk orang lain. “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain” – Nabi Muhammad saw.
Depok 29 Agustus 2011
Owner Semerbak Coffee
Twitter @muadzin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H