"Melihat orang jangan casingnya saja. Sudahkah hatinya berjilbab? Tidak jaminan orang berjilbab setiap detik itu terjilbab hatinya mengikuti tuntunan Al qur'an"
Sebuah pesan di salah satu grup WA muncul tanpa ada pengantar apa-apa. Ingin rasanya berkomentar. Oke, saya setuju. Sebagian ya, di kalimat pertama. Don't judge the book from the cover. Jangan liat orang dari casing nya saja. Bisa jadi tampak luar besi tapi hati bidadari, atau tampak luar manis ternyata hatinya pahit.
'Sudahkah hatinya berjilbab?'
Wah bagaimana ya hati berjilbab? Bisa jadi maksudnya adalah hati mengimani perintah berjilbab dalam Al Qur'an.
Perintah berjilbab ada di dalam Al Qur'an surat QS An Nuur: 31 dan QS Al Ahzab:59
"Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan (sesama muslim), hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung" (Terjemahan Al Qur'an Surat An Nuur ayat 31)
"Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Terjemahan Al Qur'an Surat Al Ahzab ayat 59)
Nah tapi ini perintah untuk berjilbab secara fisik (menutup aurat) dimana aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali tangan dan telapak tangannya. Tak ada perintah, jilbabi dahulu hatimu sebelum engkau jilbabi tubuh mu. Memakai jilbab secara fisik tersebut menjadi kewajiban bagi setiap muslimah, karena Alloh perintahkan di dalam Al Qur'an. Sama hal nya dengan melaksanakan amalan-amalan lain seperti sholat, zakat, menghindari riba, birrul walidain (berbakti kepada orang tua) berbuat baik kepada tetangga. Konsekuensinya adalah jika dilaksanakan perintah itu maka ia berpahala namun jika ditinggalkan secara sengaja maka ia akan mendapat dosa.
Mengerjakan sholat dapat pahala, meninggalkannya dapat dosa. Berbuat baik kepada orang tua dicatat sebagai pahala, durhaka akan dicatat sebagai dosa. Mempraktekan riba akan mendatangkan dosa, sedangkan meninggalkannya akan mendapat pahala dan berkah.
Jadi ketika ia memakai jilbab maka ia sedang mengamalkan perintah Al Qur'an, jika melepasnya maka ia tidak mentaati perintah Alloh dala Al Qur'an. Layaknya ketika sholat, berzakat, birrul walidain, sedekah maka ia sedang mengamalkan Al Qur'an.
"Tidak jaminan orang berjilbab setiap detik itu terjilbab hatinya mengikuti tuntunan Al qur'an"