"PENTAS: Pengasuhan Penting untuk Cegah Stunting" merupakan program edukasi pencegahan stunting pada anak balita melalui peran pengasuhan ibu yang dilaksanakan di Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok.Â
Penurunan angka stunting telah diatur pada Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2023 tentang percepatan penurunan stunting. Beranjak dari 3.283 kasus stunting pada anak balita di Kota Depok dan juga perpres nomor 72 tahun 2021, diperlukan adanya tindakan preventif untuk mengupayakan agar angka prevalensi stunting di Kota Depok terus mengalami penurunan.Â
Menurut Lukman et al. (2023) faktor penyebab langsung kasus stunting pada anak balita ialah kurangnya asupan gizi dan infeksi berulang, sedangkan faktor penyebab tidak langsung ialah ketahanan pangan keluarga yang tidak tercukupi, pola asuh yang tidak tepat, dan minimnya pelayanan fasilitas kesehatan di lingkungan tempat tinggal. Pola asuh yang tidak tepat tersebut akan berakibat pada tumbuh kembang anak yang tidak optimal. Orang tua perlu mengkaji pola asuh yang diterapkan sehingga anak disiplin dalam mengkonsumsi makanan yang berakibat pada pemenuhan gizi dan juga anak tumbuh dengan afeksi yang tersalurkan dengan baik. Salah satu bentuk pola asuh yang dapat menimbulkan dampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak ialah pola asuh authoritative. Pola asuh ini memiliki andil untuk membuat peraturan yang tujuannya mendisiplinkan anak sekaligus memberikan perhatian dan kasih sayang yang ditunjukkan langsung pada anak (Lukman et al. 2023). Menurut Mirayanti et al. (2022) faktor penentu kasus stunting pada balita salah satunya adalah pengetahuan ibu. Apabila ibu memiliki pengetahuan yang kurang baik mengenai stunting maka akan berdampak pada meningkatnya risiko terjadinya stunting di suatu daerah.Â
Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk memperluas pengetahuannya tentang keterkaitan antara pola asuh yang baik, proses tumbuh kembang anak usia balita yang juga berkaitan dengan pengertian, faktor penyebab, maupun dampak dari stunting pada anak balita. Tidak hanya pengetahuan dasar ibu terhadap stunting, keterampilan ibu dalam meregulasi emosi menjadi aspek yang mendukung praktik pengasuhan ibu kepada anak balita. Dari hasil analisis situasi yang telah dilaksanakan, regulasi emosi pada ibu hasilnya masih kurang baik, ditandai dengan emosi ibu yang mudah meledak dan dilampiaskan pada anak. Dengan itu, penting juga bagi ibu untuk memiliki kemampuan untuk meregulasi emosinya agar praktik pengasuhan dapat diimplementasikan secara optimal. Sebagai mahasiswa yang juga merupakan seorang akademisi, upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka prevalensi stunting adalah dengan memberikan edukasi terkait pola pengasuhan, tumbuh kembang anak, dan stunting itu sendiri kepada keluarga dengan anak balita.
Kegiatan edukasi pencegahan stunting pada anak balita melalui peran pengasuhan ibu merupakan serangkaian kegiatan yang tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan ibu tentang rentannya kejadian stunting pada anak balita dan kaitannya dengan pola pengasuhan yang diterapkan selama masa pertumbuhan dan perkembangan anak, serta strategi ibu dalam meregulasi emosi yang juga berdampak pada pola pengasuhan.
Hasil Edukasi
Edukasi pertama dilaksanakan pada tanggal 29 September 2024 yang bertepatan di hari minggu dan dihadiri oleh 19 orang ibu dengan anak balita. Materi yang dipaparkan di hari pertama merupakan materi tentang stunting dan pengasuhan. Pemaparan materi diawali degan pengertian stunting, faktor penyebab dan dampaknya pada anak, serta cara pencegahannya. Setelah itu, dilanjutkan dengan menjelaskan berbagai jenis pengasuhan beserta dampak yang ditimbulkan pada anak dan faktor yang pendukung meningkatnya kualitas pengasuhan orang tua.Â
Terdapat peningkatan pengetahuan audiens yang ditandai dengan meningkatnya skor rata-rata post test dari pretest. Skor rata-rata pretest yang diperoleh adalah 93, sedangkan perolehan skor rata-rata post test adalah 95, yang artinya pengetahuan audiens terkait stunting bertambah. Tidak hanya materi stunting, audiens juga mengalami peningkatan pengetahuan pada materi pengasuhan yang dibuktikan dengan perolehan skor 58 pada pretest dan skor 79 pada post test. Pretest dan post test dijadikan indikator keberhasilan program yakni peningkatan pengetahuan audiens.Â
Edukasi kedua dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2024 yang dihdairi oleh 15 orang ibu dengan anak balita. Dari hasil edukasi, didapatkan fakta bahwa terdapat peningkatan pengetahuan audiens tentang materi regulasi emosi yang dipaparkan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan rata-rata skor pretest yaitu 69 dan meningkat pada perolehan rata-rata skor post test menjadi 93. Materi yang dipaparkan pada hari kedua diantaranya adalah jenis-jenis emosi, pengertian dari regulasi emosi, faktor yang memengaruhi regulasi emosi, strategi dalam meregulasi emosi, dan pentingnya meregulasi emosi, serta dampaknya dalam pengasuhan anak.Â