Pak Raden adalah pedagang kaya raya yang sombong. Ia dibenci oleh penduduk yang tinggal  Disekitarnya bahkan binatang di sekitarnyapun juga memusuhinya.
Pada setiap pertemuan, mereka sering membicarakan kejahatan P..Raden. Burung Puyuh pernah dilempari batu di pekarangan P.Raden. Pohon kopi juga mengadukan nasibnya "perhatikan badanku bengkak-bengkak, kulitku lecet-lecet ini karena tali kambing P.Raden itu diikatkan ke tubuhku" kata pohon kopi kepada si puyuh.
"kita cari teman untuk membalas dendam kepada P.Raden" kata Puyuh, mereka segera mencari sahabat yang ada disektar kawasan hutan itu. Tidak beberapa lama mereka menemukan kancil yang terkenal cerdik. Mereka akan membuat siasat yang jitu untuk menghadapi P.Raden.tapi kancil merasa tidak mampu  bertindak sendiri "aku hanya punya siasat, kita butuh bantuan dari yang lain.
Melihat ada tanggapan dari Kancil, sipuyuh semakin bersemangat sambil berkata. 'nah kalau begitu kita cari satu teman lagi untuk membantu. Mereka berjalan bersama-sama akhirnya mereka menemukan Napal (seongok tanah yang licin yang berada dihutan lindung|) langsung mereka mempersiapkan siasat yang jitu untuk menghadapi P.Raden agar tidak sombong lagi.
Yang pertama kali bergerak adalah pohon kopi. Ia mulai mengetuk pintu. P. Raden kaget sekali ada yang mengetuk pintu dimalam hari ("ada maling") katanya
P.Raden dalam hati. P.Raden segera bangun dari tidurnya, ia terbangun dari tidurnya karena khawatir ada yang merusak dagangannya atau rumahnya. Tapi setelah tiba dipintu tidak melihat apa-apa ia hendak turun menuju tangga menuju dapur mau mencari korek mau menghidupkan obor tapi ketika P.Raden hendak turun ia menginjak Napal yang sangat licin yang membuatnya tergelincir ke bawah dan dadanya terbentur ke tanah sambil berteriak kesakitan seperti dihajar habis-habisan ("aduuuuuh aduuuuuh sakiiiit").
Keadaan itu mengejutkan kancil yang menunggu gilirannya untuk melampiaskan dendam temannya kepada P.Raden dalam keadaan kegelapan mata kancil bisa menembus suasana malam, segera kancil menerjang mata P.Raden  dan membuatnya kesakitan dan berteriak keras sekali tapi ia tidak putus asa untuk mengambil korek api di dapur. Tapi di dapur burung puyuh telah menanti kedatangan P.Raden diatas tungku perapian, P.Raden yang merayap-rayap menahan sakit tidak tahu kalau ada puyuh yang menanti. setelah P.Raden tangannya hendak mengambil korek tiba-tiba puyuh mengepakkan sayapnya hingga membuat mata P.Raden kemasukan abu dan membuat ia tidak bisa melihat.
Ia hanya bisa berlari kesana kemari sambil berteriak kesakitan, dalam gelap gulita ia menendang semua yang dia lewati di depanya karena tidak bisa melihat tangga yang akan dilewatinya dia ingin lekas menuju tangga dan berlindung di dalam rumah tetapi sepasang matanya membuat ia kesulitan melihat dan setelah  ia naik anak tangga yang sudah mencapai yang nomer 3 sebuah pukulan yang berat dan keras menghantamnya dan membuat P.Raden terjatuh dan kepalanya terbentur ke batu dan nyawanya pun ikut melayang.
Pagipun tiba , seorang petani yang lewat di depan rumahnya melihat P.Raden tergeletak ditanah ia langsung memberi tahu warga setempat yaitu warga kampung rayap dan berunding atas harta peninggalan P.Raden karena dia tidak mempunyai keturunan. Akhirnya mereka sepakat untuk membagi rata harta warisan P. Raden yang sangat dicintainya. Mereka senang karena orang kaya yang sombong dan pelit itu tidak ada lagi di kampungnya.
Dari cerita tersebut kita dapat mengambil hikmah bahwa jangan jadi orang yang pelit dan sombong dengan kekayaannya, karena sikap tersebut mengundang kebencian orang lain bahkan alampun membencinya. Karena sejatinya harta tidak bawa mati.
Jadilah dermawan, karena kedermawan tidak akan menjadikan kemiskinan. Nabi Muhammad saw bersabda  "Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya (HR. Muslim)"