Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Welcome Komporsiana.com!

19 Januari 2015   17:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:49 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

“Mulai hari ini kanal humor Komporsiana.com akan mengisi detik-detik kehidupan Anda di dunia maya.Admin Kompasiana telah me-launching kanal Humor sebagai kanal yang berdiri sendiri, lepas dari subordinasi kanal Hiburan.Para pecinta humor, baik penulis maupun pembaca, diundang untuk mereguk manfaat sebanyak-banyaknya dari kanal yang bakal fenomenal ini.Penulis humor dapat menimbun pahala dengan merangsang tawa pembaca.Pembaca humor menjadi lebih sehat dengan tertawa lepas.Untuk semua kemaslahatan humor itu, kita selayaknya beterimakasih kepada Admin Kompasiana.”

Kutipan di atas adalah penggalan artikel ucapan selamat datang yang sudah saya tulis dan siap diterbitkan begitu Admin Kompasiana me-launching kanal Humor sebagai kanal mandiri di Kompasiana.

Mungkin Admin Kompasiana sekarang sedang mengelar rapat-rapat penuh gelak-tawa, dalam rangka memutuskan kelayakan kanal Humor.Jadi, sangat mungkin, ini hanya soal menunggu waktu yang tepat saja.Sekurang-kurangnya, sudah ada sedikit tanda-tanda persetujuan.Kompasianer Iskandar Zulkarnaen (Isjet) sudah mendukung secara prinsip.  Kompasianer “menor” Indira Revi (ini kayaknya samaran, nama aslinya Indari Ervi) sudah mencantumkan penanda "Komporsiana.com" pada tiap teks humornya. Sementara Kompasianer Edy Sunarto (saya mau panggil Cak Nar, boleh gak ya), selain mencantumkan penanda "Komporsiana.com", juga sangat aktif ngomporin para calon warga Komporsiana.com untuk memasyarakatkan “Salam Komporsiana”. (Walaah, Cak Nar, hati-hati kompor mbleduk, ntar kebakaran kemana-mana).

Ngomporin Tawa Bangsa

Sungguh, bangsa ini sekarang sangat membutuhkan tawa lepas, butuh “ketawa positif” alias “kepo”.Sangat sulit untuk bisa tertawa di tengah berbagai himpitan persoalan rakyat, bangsa, dan negara hari-hari ini.Tak usah jauh-jauh, membaca Kompasiana saja sekarang sudah membuat kita cemberut, sekurang-kurangnya mengerutkan jidat.Coba periksa, artikel HL dan TA disesaki dengan paparan masalah-masalah yang menyesakkan, seperti kasus-kasus kecelakaan pesawat, kenaikan tariff LCC, gunjang-ganjing harga BBM, Charlie Hebdo, kontroversi calon Kapolri, dan sebentar lagi soal pemberhentian Kapolri.

Dalam situasi psikologis yang menekan seperti sekarang, kiranya diperlukan sebuah kanal untuk melepas (kartarsis) kesedihan, kekesalan, dan kemarahan secara positif atau sehat.Di sinilah relevansi kanal Komporsiana.com.

Kanal Komporsiana.com ini dapat ngomporin urat tawa bangsa sampai panas lalu tertawa sedikitnya dengan dua cara.

Pertama, menularkan virus “Menor” (menulis humor) temuan Kompasianer Prov. Erpivi kepada seluruh warga Kompasiana agar terpapar penyakit ketagihan menulis humor.(Gelar “Prov” itu adalah Provokator bidang Tawa).

Kedua, menularkan virus “Kepo” (ketawa positif) temuan Kompasianer Prov. Feliz (ini nama asli Felix, pemberian Kompasianer Indari Ervi) ke seluruh warga bangsa pembaca Kompasiana, agar dapat mengalami revolusi mental melalui gelak-tawa, untuk keluar dari ragam himpitan masalah yang ditimbulkan oleh ulah sementara politisi dan pengusaha oportunis, lalu masuk ke dalam “hidup baru” yang lebih merdeka dan gembira.

Dengan dua kegiatan penularan itu, maka motto Komporsiana.com selayaknya adalah Sharing-Laughing-Changing. (Tadinya saya usul Connecting-Sharing-Laughing, tapi yen tak pikir-pikir, kok ya mbebek Kompasiana, makanya ganti dengan yang lebih keren).

Sharing berarti menebar virus “menor” dan virus “kepo” melalui kanal mandiri Humor (alias Komporsiana.com) di Kompasiana.

Laughing berarti para pembaca humor Komporsiana terpapar virus “kepo” sehingga tertawa positif pada skala geli 1-10 (kalau 0, ya gak tertawa).

Changing berarti para pembaca humor Komporsiana mengalami revolusi mental seketika melalui proses “kepo” (ketawa positif), sehingga secara mental berubah dari kondisi pesimis menjadi optimis, sedih menjadi gembira, apatis menjadi move-on, tertekan menjadi merdeka, atau apa saja yang bermakna perubahan mentalitas dari negatif menjadi positif.

“Kepo” alias Ketawa Positif

Mengapa “kepo” (ketawa positif)?Seperti sudah pernah saya sebut dalam artikel terdahulu (silahkan dicari saja di Kompasiana), kita atau bangsa ini memerlukan ketawa sehat, ketawa positif.Itulah jenis ketawa yang tak menyakiti siapapun, sehingga akan berbuah kebaikan bagi yang tertawa maupun orang disekitarnya.

Sebaliknya adalah ketawa negatif.Ini jenis tawa sakit, tawa yang menyakiti orang lain, karena menyinggung perasaan atau martabat orang.Mungkin karena humornya menghina gender, usia, suku, ras, agama, profesi, golongan, nasib, dan lain-lain.Karena itu pula Komporsiana, dalam proses penularan virus-virus “menor”, selalu berjibaku untuk menyebarluaskan humor-humor positifyang bermuatan virus “kepo”.

Kita sudah terlalu banyak menyaksikan gejala “kepo” atau bahkan mungkin sudah tertular “kepo” pula.Setiap hari di televisi kita disuguhi dengan ragam komedi atau candaan negatif yang menghinakan martabat kemanusiaan, yang menghina kekurangan fisik ataupun kekurangan psikologis dan sosial-ekonomi.Sungguh anah bahwa para penghina itu bisa tertawa terbahak-bahak.Tapi lebih aneh lagi karena penonton juga ikut terbahak. Saya harus katakan, demi humor sehat, bahwa ini “gejala masyarakat yang sakit”.

Itu sebabnya Komporsiana. com tapil dengam misi menyebar virus “menor” untuk menghasikan humor yang mengandung virus “kepo”.Meniru sebuah jargon dari era Orde Lama, bisalah dikatakan misi Komporsiana.com adalah: “Memasyarakatkan ketawa positif, tanpa menertawakan masyarakat.” Masyarakat yang tertular virus “kepo”, bisa dipastikan adalah masyarakat yang sehat, yang siap berubah menjadi lebih baik.

Jadi, saya sungguh bakal tak habis pikir kalau Admin Kompasiana tidak mau ambil bagian dalam upaya penyehatan bangsa ini hanya dengan tindakan seujung jari, yaitu menekan papan kunci komputer, untuk meluluskan permohonan warga Komporsiana.com “informal” untuk punya kanal mandiri Humor di Kompasiana.

Sampai Admin Kompasiana meluluskan permohonan tersebut, maka ijinkan saya untuk melaksanakan aksi pepe di halaman pendopo Admin Kompasiana.Seperti rakyat Jawa yang melakukan aksi pepe, duduk diam di pelataran kraton sampai Raja datang menanyakan dan mengabulkan permintaannya maka, mengamini Indari Ervi dan Cak Nar, saya akan selalu mencantumkan penanda “Komporsiana.com” di awal teks humor-humor saya.

Salam Komporsiana.com, tularkan virus “menor” dan “kepo”!(*)

Komporsiana.com

SHARING-LAUGHING-CHANGING

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun