Ini bukan tentang ujaran kebencian. Juga bukan tentang rekayasa foto. Ini sebuah pertanyaan yang berangkat dari fakta.
Perhatikan baik-baik foto pertemuan Presiden Jokowi dengan tokoh-tokoh kumunitas Suku Anak Dalam (SAD) di atas. Foto itu diambil dari jawapos.com. Foto serupa (beda sudut) juga bisa dilihat di kompas.com, atau koran Kompas terbitan 31/10/2015.
Pertemuan Presiden Jokowi dengan tokoh-tokoh komunitas SAD itu terjadi di kebun sawit.
Sekarang, coba perhatikan pohon kelapa sawit yang berada tepat di belakang Presiden Jokowi. Lihat, apa yang tergantung di batang kelapa sawit itu?
Ya, seratus! Tepat sekali. Ada kemasan produk minyak goreng merek tertentu tergantung di situ.
Pertanyaan pertama, apakah produk minyak goreng itu dihasilkan oleh perusahaan yang juga pemilik kebun sawit itu? Pertanyaan ini tak penting, jadi tak perlu susah payah mencari jawabannya.
Pertanyaan kedua, dan ini yang penting, apakah Presiden Jokowi secara tak menyolok sedang mempromosikan minyak goreng berbahan baku sawit merek tertentu?
Tepatnya, sengaja atau tak sengaja, apakah Presiden Jokowi sedang menjadi bintang iklan minyak goreng merek tertentu?
Mungkin memang tidak ada larangan hukum bagi pejabat pemerintah menjadi bintang iklan. Wagub Jabar Deddy Mizwar dan Bupati Belitung Timur Basuri Tjahaja Purnama sudah melakukannya dan tak ada sanksi. Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan juga pernah melakukannya.
Tapi, bagaimanapun juga, menurut saya, tidak etis jika pejabat negara atau pejabat pemerintah tampil mengiklankan sebuah produk, sengaja atau tak sengaja.
Terkait foto di atas, tentu saja Presiden Jokowi tidak sedang mengiklankan minyak goreng merek tertentu.