Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penelitian Kualitatif #007: Ini Lima Sifat Khas Rancangannya

17 Februari 2015   16:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:03 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Etnograf memasuki lapangan dengan pikiran terbuka,bukan dengan kepala kosong” (D.M. Fetterman dikutip Creswell, 1994:44)

Dulu, pada akhir perkuliahan Metoda Penelitian Kualitatif, Sang Dosen menugasi kami mahasiswanya menyusun suatu rancangan penelitian kualitatif.

“Kalian telah melakukan kekeliruanmendasar dalam alur berfikir,” vonis Sang Dosen mengevaluasi rancangan-rancangan yang kami susun.

“Kalian mengklaim telah menyusun rancangan penelitian kualitatif. Tapi klaim kalian tidak konsisten dengan kenyataan. Rancangan yang kalian susun masih terperangkap dalam alur berfikirpenelitian kuantitatif,” lanjut Sang Dosen menjelaskanletak kekeliruan kami.

Jelasnya, menurut Sang Dosen, sistematika rancangan yang kami susunmasih mengacu pada alur deduksi, bukan pada alur yang semestinya yaituinduksiKarena itu, semuarancangan “penelitian kualitatif’tersebutmasih mengandung unsur-unsur rancangan penelitian kuantitatif.Antara lain kerangka pemikiran yang merumuskan berbagai hubungan kausatif antara peubah-peubah gayut dan bebas, hipotesa-uji, dan definisi operasionalpeubah-peubah.

“Tapi,” lanjut Sang Dosen, “kekeliruan seperti itu bisa saya maklumi. Namanya juga proses belajar. Saya sendiri juga pernah melakukan kekeliruan serupa. Siapa peneliti yang tidak pernahkeliru?”Sang Dosen membesarkan hati kami.

Lantas, bagaimana caranya menerapkan logika induksi dalam penyusunan rancangan penelitian kualitatif?

Pertanyaan ini harus dijawabpertama-tama dengan cara memaparkan perbedaaan sifat-sifat rancangan penelitian kualitatif dan kuantitatif.Setelah itu nanti secara berturut-turut baru dijelaskan bagaimana sebaiknya proses penyusunan rancangan itu dilakukan, bagaimana formatnya, dan di mana sebaiknya teori dan tinjauan literatur ditempatkan.

Lima Sifat Rancangan

Konsisten dengan kekhasan sifat-sifatnya (lihat artikel #003) maka rancangan penelitian kualitatifjuga bersifat unik, dibanding rancangan penelitian kuantitatif.

Kekhasan rancangan tersebut, jika merujuk pada Lincoln dan Guba (1985) dan Patton (1990),meliputi sedikitnya lima aspek penciri utama yaitu orientasi, format, hipotesa, sampel, dan instrumen penelitian. Saya akan jelaskan satu per satu di bawah ini, dalam perbandingan langsung dengan penelitian kuantitatif.

Orientasi Retrospektif

Berkenaan dengan aspek orientasi, rancangan penelitian kualitatif bersifat retrospektif.Ia terbuka terhadap perubahan, sesuai tuntutan perkembangan arah penelitian di lapangan.Wujudnya secara pasti baru diketahui setelah proses penelitian berlangsung.

Ini kebalikan dari rancangan penelitian kuantitatif bersifat proyektif.Wujudnya sudah dipastikan sebelum berangkat ke lapangan dan tidak boleh diubah lagi.

Format Luwes

Format rancangan penelitian kualitatif bersifat luwes.Sesuai dengan sifat retrospektifnya,rancangan penelitian kualitatif disusun secara luwes, tidak rinci dan tidak pasti.

Sebaliknya, sesuai sifat proyektifnya, rancangan penelitian kuantitatif disusun secara baku, rinci, dan pasti.

Tanpa Hipotesa-Uji

Rancangan penelitian kualitatif adalah rancangan tanpa hipotesa-uji.Keluwesan rancangan penelitian kualitatiftercermin terutama dari ketiadaan hipotesa-uji, atau hipotesa statistik, seperti pada penelitian kuantitatif.

Penelitian kualitatifbermaksud mendalami suatu peristiwa atau gejala sosial secara holistik.Karena itu peubah yang disoroti dalam penelitian tidak terbatas jumlahnya. Konsekuensinya,mustahil merumuskan hipotesa-uji sebagai pendugaan hasil penelitian.

Paling jauh,yang bisa dilakukan adalah merumuskan “hipotesa pengarah” (guiding hypotheses), sebagai pedoman dalam kerja pengumpulan data dan pedoman untuk berteori berdasar data itu.Implikasinya, hasil penelitian kualitatif menjadi bersifat terbuka, dalam arti baru diketahui di akhir penelitian (aposteriori).

Ini kebalikan dari hasil penelitian kuantitatif yang bersifat tertutup,sudah diduga sebelumnya melalui hipotesa-uji (apriori).Hal ini dimungkinkan karena peubah yang disorot dalam penelitian kuantitatif terbatasatau dibatasijumlahnya secara ketat.

Sampel Purposif

Penelitian kualitatif mempersyaratkan pemilihan “sample” secara purposif (purposeful sampling).

Tujuan pokok penelitian kualitatif adalah menggambarkan kenyataan sebagaimana adanya, memperoleh pemahaman tentang makna kenyataan itu, dan mengembangkan suatu penjelasan teoritis tentangnya.Karena itu dalam pemilihan “sample”, peneliti tidak mengutamakan patokan keterwakilan populasi, melainkan kedalaman dan kelengkapan pemahaman atas masalah penelitian.

Sebagai implikasinya “sampel”harus dipilih secara sengaja dan lazimnya dalam jumlah kecil.Seseorang dipilih sebagai “sampel” hanya jika ia memberikan sumbangan pemahaman atas aspek masalah yang sedang diteliti.

Karena alasan tersebut terakhir, istilah “sample” sebenarnya kurang tepat digunakan dalam penelitian kualitatif.Sejauh tineliti adalah manusia, seperti halnya peneliti sendiri, maka menurut saya istilah yang lebih tepatsebagai padanan bagi “sample” adalah “subyek kasus”.

Kebalikannya dengan penelitian kuantitatif.Jenis penelitian ini bertujuan menunjukkan hubungan antara peubah-peubah untuk keperluan verifikasi suatu generalisasi atau teori yang berdaya ramal.Karena itu sampel penelitian kuantitatifharus mewakili populasi.Ini diupayakan dengan memilih sampel dalam jumlah besar secara acak (random probability sampling).

Peneliti Sebagai Instrumen

Penelitian kualitatif menempatkan subyek peneliti sebagai instrumen.Sesuai prinsip pengutamaan validitas, atau tepatnya kredibilitas data, instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.

Dengan demikian mutu hasil suatu penelitian kualitatif sangat ditentukan oleh mutu penelitinya. Semakin tinggi kualifikasi peneliti, semakin tinggi pula kualitas hasil penelitiannya.

Hal serupa tidak berlaku pada penelitian kuantitatif.Sesuai prinsip pengutamaan reliabilitas -- dan tentu saja juga replikabilitas --instrumen utama penelitian kualitatif adalah kuesioner yang berfungsi sebagai alat ukur baku. Kuesioner adalah bagian tak terpisahkan pada rancangan penelitian kuantitatif.

Sementara itu rancangan penelitian kualitatif paling jauh hanya memuat pedoman wawancara.Pedoman tersebut luwes sifatnya,hanya berisikan topik-topik wawancara yang bisa saja berubah sesuai tuntutan keadaan di lapang.

Setelah memahami lima sifat dasar rancangan penelitian kualitatif tersebut, barulah kita bisa mendiskusikan proses penyusunannya.Tapi, untuk menghindari kejenuhan informasi, baiklah jika topik inikita bahas dalam artikel selanjutnya.(*)

Tolong baca artikel sebelumnya:

penelitian-kualitatif-006-di-aras-mikro-menantang-teori-makro

penelitian-kualitatif-005-orientasinya-menunjukkan-kepalsuan-teori-besar

penelitian-kualitatif-004-subyektivitas-sebagai-pumpunan

penelitian-kualitatif-003-beginilah-sifat-sifatnya

penelitian-kualitatif-002-inilah-asumsi-asumsi-dasarnya

penelitian-kualitatif-001-apa-batasannya

Anjuran Bacaan

1.J.W. Creswell, 1994, Research Design: Qualitative & Quantitative Approaches, Thousand Oaks, London, New Delhi: Sage Publications.

2.Y.S. Lincoln & E.G. Guba, 1985, Naturalistic Inquiry, Beverly Hills, London, New Delhi: Sage Publications

3.M.Q. Patton, 1990, Qualitative Evaluation and Research Methods (Second Edition), Newbury Park, London, New Delhi: Sage Publications

Kompedusiana.com

Learning by Sharing

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun