Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jual Ginjal Demi Proyek Kereta Cepat

3 Februari 2016   12:29 Diperbarui: 15 Juni 2016   13:07 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

([ME4JKW #003]

 

Mohon tak mengartikan judul artikel ini secara harafiah. Sudah pasti tak ada warga atau pemerintah suatu negara di dunia ini yang menjual ginjal manusia demi membiayai pembangunan transportasi Kereta Cepat. Tidak juga warga atau pemerintah Indonesia.

Tapi, bahwa ada sekurangnya 15 orang warga miskin di pedesaan Jawa Barat yang menjual ginjal Rp 70 juta per buah karena tekanan kemiskinan, itu adalah fakta (tribunnews.com, 1/2/16).

Bisa disimpulkan, perolehan nilai rupiah dari jasa dan produk yang mereka hasilkan atau tawarkan selama ini jauh dari cukup untuk mengangkat taraf hidup keluarganya melewati sedikit garis kemiskinan.

Ada pertanyaan yang dapat diperdebatkan jawabannya. Lebih hina mana, menyewa-pakaikan organ seksual alias melacur ataukan menjual organ tubuh semisal ginjal?

Kalau seseorang menyewa-pakaikan organ seksualnya, dia tak kehilangan organ seksualnya tapi kehilangan kehormatannya.

Kalau seseorang menjual organ ginjalnya, dia tak hanya kehilangan organ ginjalnya tetapi juga kehormatannya sekaligus.

Jadi, simpulkan saja sendiri siapa yang lebih hina dari keduanya. Semua organ tubuh, apapun itu, sama nilai luhurnya sebagai amanah Tuhan kepada manusia. Ini pemahaman saya.

Pertanyaannya, pertama, mengapa warga miskin di pedesaan Jawa Barat itu tega menghinakan diri dengan menjual ginjalnya? Kedua, ada yang terjadi dengan komitmen pemerintahan Jokowi terhadap penanggulangan kemiskinan, sampai-sampai orang miskin itu harus cari solusi dengan cara menjual ginjalnya.

Tak Jual Pasti Mati, Jual Mungkin Mati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun