Dalam beberapa artikel saya menyitir ungkapan “politisi boleh bohong tapi tak boleh salah”. Ini bukan sinisme tanpa dasar. Ada faktanya di kalangan politisi kita. Berikut bukti-bukti tak terbantahkan.
Amin Rais. Politisi senior PAN ini pernah bernazar akan jalan kaki bolak-balik Yogya- Jakarta kalau Jokowi-JK memenangi Pilpres 2014. Faktanya, Jokowi-JK sudah memerintah 2 tahun tapi Amin Rais belum juga memenuhi nazarnya. Terakhir beliau diketahui duduk kelelahan di bawah pohon di pekarangan Istana Merdeka, saat Demo 411 tempo hari.
Ahmad Dhani. “Politisi” Gerindra ini pernah bernazar akan memotong “anune” jika Jokowi-JK memenangi Pilpres 2014. Juga, sudah 2 tahun Jokowi-JK berkuasa, tidak ada bukti bahwa “anune” Ahmad Dhani sudah “kutung”. Terakhir, saat orasi pada Demo 411, dia main sulap dengan mengeluarkan “anjing” dan “babi” dari mulutnya, sebagai “hadiah” untuk Presiden Jokowi.
Anas Urbaningrum. Politisi Partai Demokrat ini pernah bilang berani digantung di Monas jika terlibat korupsi dalam proyek Wisma Atlet Hambalang (09.03.12). Setahun kemudian Anas ditetapkan jadi tersangka korupsi dalam kasus itu dan tahun 2014 divonis terbukti korupsi dengan hukuman 14 tahun. Mungkin karena keburu masuk penjara, Anas tidak bisa memenuhi janjinya untuk digantung di Monas.
Habiburokhman. Politisi Gerindra ini pernah bernazar lewat akun Twitternya (26.3.16) akan terjun dari puncak Monas kalau Teman Ahok berhasil mengumpulkan 1 juta KTP dukungan untuk Ahok menjadi Cagub Independen Pilgub DKI 2017. Sampai hari ini belum ada berita Habiburrokhman terjun dari puncak Monas. Mungkin karena lift Monas macet, sehingga dia tidak bisa naik ke atas. Terakhir wartawan menemukan Habiburokhman melaporkan Ahok ke Bareskrim atas tuduhan memfitnah demonstran Demo 411 terima bayaran Rp 500,000 per kepala.
Itu empat bukti spektakuler “politisi boleh bohong”. Perhatikan, keempat politisi itu santai-santai saja, dan merasa diri mereka tak pernah bohong. Bohong gak pernah bohong. Lieur euy...!
Tapi sebenarnya kejadian politisi bohong itu sudah terlalu kerap dipertontonkan, sehingga seolah sudah dianggap “wajar”. Kejadian umum, politisi yang tertangkap korupsi selalu bilang “Katakan TIDAK pada korupsi!” (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H