Komporsiana.com.Tuhan Maha Baik, selalu mengutus “malaikat” untuk membantu seorang ayah yang berhati dan berniatan baik.Masalahnya, sering kali, apakah ayah-ayah yang baik itu bisa menyadari dan melihat “malaikat” itu, yang mungkin hadir dalam ragam rupa?
Pak Frans, salah seorang dari banyak ayah yang baik itu, pernah menyadari kehadiran “malaikat” itu, pada suatu ketika yang tak terduga sebelumnya.
Waktu itu Pak Frans sedang dipusingkan oleh kemalasan anak perempuan terkasihnya, Kresensa (5) untuk berdoa sebelum dan sesudah makan.Sering-sering, diajak doa sebelum makan, malah nyanyi-nyanyi atau bahkan nyomot makanan lebih dulu.Dimarahi, Kresensa kecil malah ketawa.Didiamkan, malah semakin menjadi-jadi.
“Bagaimana caranya, ya biar anakku ini disiplin berdoa,” pikir Pak Frans, terus-menerus, tapi ide solutif tak kunjung ketemu juga.
Hingga pada suatu sore, Pak Frans dan anak perempuan terkasihnya itu sedang duduk-duduk di teras rumah.Anak dan ayah itu bercengkerama, sambil menikmati liukan ikan-ikan koi yang berenang-renang di kolam kecil di pekarangan depan rumah.
Tiba-tiba dua ekor burung gereja turun dari atap rumah dan hinggap di bebatuan yang menonjol di tengah kolam ikan.Kedua burung gereja kecil itu kemudian minum air kolam ikan.Peristiwa biasa sebenarnya.
Tapi, lihatlah, peristiwa biasa itu ternyata menjadi luar biasa, saat si kecil Kresensa mulai bertanya pada ayahnya:
“Ayah, lihat deh, burung-burung itu lucu.Kenapa sih mereka selalu mendongaktiap selesai minum?”
Pak Frans bukan ahli burung.Jadi kelabakanlah ia ditanya anaknya seperti itu.Tapi, sejenak, sebuah ide tiba-tiba saja datang lalu dijawabnya:
“Oh, itu karena mereka selalu berdoa mengucap syukur kepada Tuhan, Nak.Bersyukur setiap kali selesai minum atau makan.”
“Emang gitu, Yah? Burung bisa berdoa?”Si kecil Kresensa bertanya heran tapi juga terlihat takjub.
“Iya, betul, Nak. Makanya mereka dinamai burung gereja,” Pak Frans meyakinkan anaknya penuh kelembutan.
“Ayah,” kata si kecil setelah tercenung selang satu dua menit, “Kresensa mau rajin berdoa mulai sekarang.Kresensa gak mau kalah dari burung gereja,” lanjutnya sambil memeluk Pak Frans, ayahnya.
Pak Frans memeluk balik anak perempuan terkasihnya dengan senyum bahagia mengembang di bibirnya.Sore yang panas tiba-tiba terasa begitu sejuk dan indah.“Terimakasih Tuhan, Engkau telah mengutus dua “malaikat” kecil ke depan rumah kami,” Pak Frans mengucap syukur dalam hati.(*)
#Moral revolusi mental-nya:“Jangan menunggu malaikat bersayap nan rupawan datangmembawa kabar baik bagimu, tapi selalu sadarlah akan setiap hal terkecil sekalipun di sekitarmu, karena malaikat dapat saja hadir dalam rupa yang tak terpikirkan sebelumnya.”
Salam Kompor, tularkan virus Menor ervipiana dan Kepo feliziana.
Komporsiana
Sharing-Laughing-Changing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H