Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita Wisuda Tanpa 'Gaudeamus Igitur' di Universitas Diponegoro

13 November 2024   10:37 Diperbarui: 15 November 2024   05:08 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upacara Wisuda ke-176 Universitas Diponegoro di Muladi Dome, Tembalang Semarang tanggal 7/11/2024) (Dokumentasi Pribadi) 

Nasihat Rektor Prof.Dr. Suharnomo dalam sambutannya sangat tepat. Gelar sarjana bukan titik akhir, tapi titik awal untuk berkembang lebih jauh. Teguhkan hati dalam menjalani suatu pekerjaan, teruslah belajar hidup dengan gembira. Jangan pernah menyalahkan orang lain atas kegagalan. 

Kata pepatah Latin, Non scholae sed vitae discimus. Pelajaran sejati itu bukan di sekolah melainkan dalam kehidupan.

Para winisuda Undip mungkin terbilang beruntung. Undip itu terkenal dengan reputasi "lulusan paling cepat bekerja". Artinya waktu "sarjana nganggur" terbilang pendek. Sebagian dari winisuda itu sudah bekerja bahkan sebelum lulus kuliah.

Reputasi itu mungkin mencerminkan dua hal. Pertama, Undip sukses menghasilkan sarjana dengan kualifikasi dan kompetensi siap kerja/usaha. Kedua, ekosistem pendidikan Undip berhasil membentuk lulusan dengan karakter siap mengejar dan menjalani pekerjaan apapun. 

Ada dua kejadian kocak yang mengindikasikan hal terakhir ini. Setelah bersalaman dengan rektor dan dekan, seorang winisuda membentang poster berisi teks "Menerima Info Lowker"-- "lowker", lowongan kerja. Lalu ada seorang lagi menayangkan running text "Anjem Jastip" di layar ponselnya. Itu mencerminkan lulusan Undip yang gak gengsian.  Kerja "anjem" (antar-jemput) dan "jastip" (jasa titipan) juga layak dan halal. 

Kuncinya, dalam usia muda, lakukanlah itu semua dengan gembira. Demi diri dan keluarga, desa/kota, negeri, bangsa dan negara (lihat stanza keenam Gaudeamus Igitur).

Benar winisuda Undip tahun ini adalah Generasi Z yang dijuluki Gen Stroberi. Tapi mudah-mudahan mereka "stroberi unggul" yang tak gampang lecet oleh tekanan ragam cekaman.

Winisuda Undip di aula Muladi Dome (7/11/2024), semoga berkat (Dokumentasi Pribadi)
Winisuda Undip di aula Muladi Dome (7/11/2024), semoga berkat (Dokumentasi Pribadi)

Semoga Berkat

Muladi Dome Undip itu berbentuk besek, wadah anyaman bambu tempat makanan "berkat" dalam kenduri orang Jawa. Bentuk itu bukan sebuah kebetulan. Ada filosofinya.

Semoga gelar sarjana menjadi berkat. Kira-kira begitu filosofinya. Artinya setelah wisuda di dalam gedung itu, gelar sarjana selayaknya menjadi berkah bagi winisuda, masyarakat, dan bangsa. 

Bagi para wisuda Undip, sudah selayaknya gelar sarjana itu berkat. Sebab dari maknanya saja, sarjana itu (Sanskrit, sajjana) adalah orang baik, terhormat, bijak, dan pandai. Khusus kriterium pandai itu,  64.72 persen lulusan Undip tahun ini cum laude (IPK 3.51-4.00).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun