Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wisata Duduk di Ruang Tunggu Stasiun Tawang Semarang

17 Agustus 2024   21:09 Diperbarui: 18 Agustus 2024   10:20 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami berdua, istriku dan aku, baru berkunjung ke Semarang tapi sama sekali tak sempat menikmati kota ramah yang gerah itu. Dua hari di sana untuk urusan darurat -- untungnya zonder gawat -- betul-betul menguras energi dari tubuh lansia kami.

Bukannya tak ada semangat pelesir tipis-tipis misalnya. Ada, sangat ada. Tapi, ya, itulah. Nafsu surplus tenaga minus.

Begitulah, Rabu (7/8/2024) sore kami meluncur naik "mobol" (mobil ojek berbasis online) dari Tembalang langsung Tawang. Kereta pulang ke Jakarta, Argo Muria, dijadwalkan pukul 16.40 WIB.

Eloknya, sopir "mobol" berbaik hati memenuhi permintaan kami mampir sejenak di sebuah toko oleh-oleh terkenal di Jalan Cenderawasih, kawasan kota lama Semarang. Maka kami sempat membeli wingko babad dan kue moci khas toko itu. Sekadar menghibur lidah kami nanti bila sudah tiba di Jakarta.

Kami tiba di Stasiun Tawang Semarang tepat pukul 15.30 WIB. Masih ada waktu 70 menit lagi sebelum kereta berangkat. 

Terlalu cepat tiba di stasiun? Atau terlalu lama menunggu kereta berangkat?

Itu relatif, ya. Kami bahkan pernah sengaja menunggu kereta 4 jam di Stasiun Pekalongan. Heppi-heppi aja, tuh. Lha, memang kami rencanakan begitu, kan.

Detail langit-langit kubah ruang tunggu utama Stasiun Tawang Semarang, dilihat tepat dari bawah (Dokumentasi Pribadi)
Detail langit-langit kubah ruang tunggu utama Stasiun Tawang Semarang, dilihat tepat dari bawah (Dokumentasi Pribadi)

Ruang Tunggu Seabad Lebih

Sambil menyeret koper beroda, lewat pintu barat yang selalu terbuka, kami berdua melangkah masuk ruang tunggu utama atau lobby gedung stasiun. Pintu utama ruang tunggu ini, di sisi muka selatan, dan pintu timurnya kini selalu tertutup.

"Kita duduk di situ saja." Istriku menunjuk pada kursi dekat pintu timur, membelakangi dinding fasad ruang tunggu. Maka jadilah kami duduk di situ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun