Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indonesia di Piala Dunia: Satu Malam Dua Kecewa

19 November 2023   19:10 Diperbarui: 19 November 2023   20:34 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia kalah 1-5 dari Tim Irak dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Internasional Basra Irak pada 16 November 2023 (Foto: PSSI via okezone com)

Sejatinya hatiku sudah terlatih dikecewakan Timnas Indonesia. Tapi dua kali kecewa secara beruntun dalam satu malam? Tak urung hatiku diharu-biru juga.  Kulihat Ibu Pertiwi menjadi blau.

Mungkin kamu tak perduli sepakbola Indonesia. Bagimu keriuhan Pilpres 2024 mungkin terlalu mewah untuk disambi nonton keramaian Pildun. Tapi tolonglah pikirkan dua peristiwa Kamis (16/11/2023) malam ini.

Pertama, dalam laga pamungkas di Piala Dunia U-17 Indonesia, Timnas Indonesia U-17 ditekuk 1-3 oleh Maroko U-17 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya.  

Pupus sudah harapan lolos ke babak 16 besar. Sebab Indonesia hanya bermain imbang 1-1 dalam dua laga Grup A sebelumnya melawan Ekuador dan Panama. Indonesia terpuruk di peringkat 3 grup dengan nilai 2 dan selisih gol 3 - 3 = 0.

Kedua, menyusul tumbangnya Indonesia U-17, Timnas Indonesia senior dibantai Irak 1-5 dalam laga Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Internasional Basra Irak. Skor itu mengingatkan kekalahan telak Indonesia 0-4 dari Irak pada Turnamen Merdeka, Kuala Lumpur (1978) dan laga persahabatan di Genoa (1996).

Apakah kualitas Tim Nasional kita mundur ke tingkatan semasa 27 tahun atau bahkan 45 tahun lalu? Bagaimana mungkin Irak sukses membantai Indonesia sama seperti Indonesia baru saja membantai Brunei Darussalam? 

Benarlah kata orang, Timnas Indonesia jangan besar kepala hanya karena sukses dua kali mencukur Brunei dengan skor 5-0. Kekalahan Brunei bukan indikator kehebatan untuk tim-tim penakluknya.

Dua harapanku untuk menang dipupuskan oleh Timnas U-17 dan Timnas Senior begitu saja. Jangan bilang berlebihan kalau aku bersedih karenanya. Sedih karena tadinya sudah memasang harapan terlalu tinggi.

Tapi aku tak sampai menangislah.  Itu sungguh tiada perlu. Tangis itu hanya diperlukan saat kita ditinggal takkan kembali oleh orang terkasih. Entah karena dia pergi ke pelukan orang lain atau ke pangkuan Sang Pencipta.

Jadi aku lebih memilih untuk menerima dua kekalahan itu secara rasional saja. Lalu mencoba obyektif memeriksa kenapa Timnas kita pantas kalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun